Menyusul kematian pemimpin PUK Jalal Talabani dan pemimpin oposisi Kurdi Nawshirwan Mustafa, aliansi tersebut dipandang memiliki potensi untuk mengubah lanskap politik Kurdi.
Dia berharap bisa mengumpulkan semua pihak oposisi lainnya, termasuk Gorran dan Komal, untuk menantang mengatur PPK aliansi PUK.
Pada 2 Oktober 2018, Barham Salih terpilih sebagai Presiden Irak ke-8. Ia menerima 219 suara dan mengalahkan Fuad Hussein yang memperoleh 22 suara.
Saat menjabat Salih mengutuk serangan Turki 2019 ke timur laut Suriah, dengan menyatakan bahwa itu, "akan menyebabkan penderitaan kemanusiaan yang tak terhitung, memberdayakan kelompok teroris."
Menurutnya, dunia harus bersatu untuk mencegah bencana, mempromosikan resolusi politik untuk hak semua warga Suriah, termasuk Kurdi, untuk perdamaian, martabat, dan keamanan.
Baca juga: Presiden Irak: Serangan Militer Turki ke Suriah Bisa Bangkitkan Kelompok Teroris
Pada bulan Maret 2019, Salih mengajukan terobosan “Hukum Penyintas Perempuan Yazidi” ke Parlemen untuk ditinjau.
RUU terobosan ini menetapkan sejumlah langkah-langkah reparasi bagi perempuan Yazidi yang selamat dari penangkaran.
Hal itu dilihat oleh para pemimpin Yazidi sebagai langkah penting menuju masa depan yang aman bagi para penyintas, sehingga mereka dapat melanjutkan dan membangun kembali rumah mereka, yang hancur oleh pertempuran IS.
Langkah penting lainnya terjadi pada 24 September 2019. Presiden Salih melakukan pertemuan bilateral pertamanya dengan Presiden AS Donald Trump.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.