Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Perubahan Iklim PBB Picu Aksi Protes dan Corat-coret di Australia

Kompas.com - 10/08/2021, 16:17 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNN

CANBERRA, KOMPAS.com - Gedung Parlemen Australia dan kediaman Perdana Menteri dirusak pada Selasa (10/8/2021) pagi.

Perusakan dilakukan dengan menulis pesan yang menuduh pemerintah tidak berbuat cukup untuk melindungi negara dari dampak bencana krisis iklim.

Foto-foto dari ibu kota Australia, Canberra, menunjukkan pesan "duty of care" dan logo gerakan protes Extinction Rebellion yang dicat semprot.

Semuanya dapat dilihat di pintu masuk Gedung Parlemen dan di dinding Lodge, kediaman resmi Perdana Menteri Scott Morrison.

Baca juga: Ilmuwan: Letusan Gunung Tambora Sebabkan 3 Tahun Perubahan Iklim

Extinction Rebellion adalah kelompok protes yang mengadvokasi pembangkangan publik dan demonstrasi untuk meningkatkan kesadaran akan krisis iklim.

Menurut sebuah pernyataan dari polisi Wilayah Ibu Kota Australia, delapan orang ditangkap karena kerusakan properti pada Selasa pagi di dekat dua bangunan.

Beberapa di antaranya juga menempelkan diri ke tanah dan membakar kereta bayi.

Aksi protes terjadi setelah rilis laporan baru Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB.

yang menunjukkan dunia telah menghangat sebesar 1,1 derajat Celcius dibandingkan dengan tingkat pra-industri dan berada di jalur untuk mencapai 1,5 derajat.

Baca juga: Hujan Salah Musim, Puisi Sapardi, dan Krisis Iklim

Laporan tersebut menyimpulkan "dengan tegas" bahwa manusia telah menyebabkan krisis iklim.

Juga menegaskan bahwa "perubahan yang meluas dan cepat" telah terjadi, dan beberapa di antaranya tidak dapat diubah.

Hanya dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer, dunia dapat menghentikan tren ini.

Menurut laporan itu, Australia bisa melihat dampak peningkatan cuaca kebakaran di seluruh negeri, serta kekeringan dan jumlah topan yang lebih tinggi di timur laut negara itu.

Baca juga: Polemik Great Barrier Reef, Antara Status Bahaya dan Pemulihan

Bumi memang telah memanas lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, kata para ilmuwan.

Pada Juli lalu, Great Barrier Reef nyaris menghindari peringkat "dalam bahaya" dari Komite Warisan Dunia UNESCO atas kerusakannya.

Inj terkait perubahan iklim yang sedang berlangsung pada keindahan alamnya yang unik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com