Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Ilmuwan Peringatkan Titik Kritis Iklim Sudah Dekat, Apa Tanda-tandanya?

Kompas.com - 29/07/2021, 09:51 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

KOMPAS.com - Ribuan ilmuwan telah berulang kali menyerukan tindakan untuk mengatasi keadaan darurat iklim.

Mereka juga memperingatkan bahwa beberapa titik kritis sekarang sudah dekat.

Dilansir Al Jazeera, para peneliti yang jadi bagian dari kelompok beranggotakan lebih dari 14.000 ilmuwan ini, telah menandatangani inisiatif yang menyatakan darurat iklim di seluruh dunia.

Baca juga: Pangeran Charles Ajak Mahasiswa Atasi Perubahan Iklim

Mereka mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal BioScience pada Rabu (28/7/2021), bahwa pemerintah secara konsisten gagal mengatasi “eksploitasi berlebihan terhadap Bumi”.

Inilah yang mereka gambarkan sebagai akar penyebab krisis.

Sejak penilaian serupa pada 2019, mereka mencatat “lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya” dalam bencana terkait iklim, termasuk banjir di Amerika Selatan dan Asia Tenggara.

Ada pula gelombang panas dan kebakaran hutan yang memecahkan rekor di Australia dan AS, dan topan yang menghancurkan di Afrika dan Asia Selatan.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan mengandalkan "tanda-tanda vital" untuk mengukur kesehatan Bumi, termasuk deforestasi, emisi gas rumah kaca, ketebalan gletser, dan luasan es laut.

Dari 31 tanda, mereka menemukan bahwa 18 di antaranya mencapai rekor tertinggi atau terendah.

Baca juga: Ini yang Bakal Terjadi jika Gletser Kiamat di Antartika Runtuh

Misalnya, meskipun ada penurunan polusi yang terkait dengan pandemi Covid-19, tingkat CO2 dan metana di atmosfer mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tahun 2021.

Greenland dan Antartika baru-baru ini juga menunjukkan tingkat massa es yang rendah sepanjang masa.

Gletser mencair 31 persen lebih cepat daripada yang terjadi 15 tahun yang lalu.

Panas laut dan permukaan laut global mencatat rekor baru sejak 2019, dan tingkat tahunan Amazon Brasil, mencapai level tertinggi dalam 12 tahun, pada 2020.

Mengutip penelitian sebelumnya, para peneliti mengatakan degradasi hutan yang terkait dengan kebakaran, kekeringan, dan penebangan, menyebabkan bagian dari Amazon Brasil saat ini jadi sumber karbon, dan tak menyerap gas dari atmosfer.

Baca juga: Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia: Dampak Perubahan Iklim Seperti Pandemi Covid-19

Peternakan seperti sapi dan domba sekarang juga mencapai rekor tertinggi, berjumlah lebih dari empat miliar dan dengan massa melebihi semua manusia dan mamalia darat jika digabungkan.

Tim Lenton, direktur Institut Sistem Global Universitas Exeter dan rekan penulis studi mengatakan bahwa gelombang panas yang memecahkan rekor baru-baru ini di AS bagian barat dan Kanada, menunjukkan bahwa iklim telah mulai "berperilaku dengan cara yang mengejutkan dan tidak terduga".

“Kita perlu menanggapi bukti bahwa kita mencapai titik kritis iklim dengan tindakan yang sama mendesaknya untuk mendekarbonisasi ekonomi global dan mulai memulihkannya, alih-alih merusak alam,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com