Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Agustus dalam Sejarah: Pantai Gading Merdeka dari Perancis pada 1960

Kompas.com - 07/08/2021, 13:29 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Pantai Gading (Côte d'Ivoire) adalah sebuah negara di Afrika Barat dan dikenal sebagai salah satu negara termakmur di wilayah tropis Afrika Barat.

Walaupun perkembangan ekonominya telah dikikis kekacauan politik akibat korupsi dan penolakan reformasi, Pantai Gading yang merdeka pada 7 Agustus 1960 ini punya sejarah panjang.

Cte d'Ivoire (Pantai Gading) awalnya secara resmi menjadi koloni Perancis pada 10 Maret 1893.

Binger, yang telah menjelajahi perbatasan Gold Coast, diangkat sebagai gubernur pertama di sana.

Baca juga: Pantai Gading Jadi Negara Kedua Penerima Vaksin Melalui Covax

Dia lantas menegosiasikan perjanjian perbatasan dengan Liberia dan Inggris (untuk Gold Coast) dan memulai kampanye melawan Samori Toure, seorang kepala suku Malinke, yang berperang melawan Perancis hingga 1898.

Sepanjang tahun-tahun awal pemerintahan Perancis, kontingen militer Perancis memang dikirim ke pedalaman untuk mendirikan pos-pos baru.

Penetrasi dan pemukiman Perancis menghadapi banyak perlawanan dari penduduk setempat, bahkan di daerah-daerah di mana perjanjian perlindungan telah berlaku.

Di antara mereka yang menawarkan perlawanan terbesar adalah Samori Toure, yang pada tahun 1880-an dan 1890-an mendirikan sebuah kerajaan yang meluas ke sebagian besar Guinea, Mali, Burkina Faso, dan Pantai Gading saat ini.

Pasukan Toure yang besar dan lengkap, yang dapat membuat dan memperbaiki senjata apinya sendiri, menarik dukungan kuat di seluruh wilayah.

Perancis menanggapi perluasan kendali regional Samori Toure dengan tekanan militer.

Baca juga: Pantai Gading Bergolak Lagi, Demo Terjadi di Sejumlah Kementerian

Kampanye Prancis melawan Toure, yang mendapat perlawanan sengit, diintensifkan pada pertengahan tahun 1890-an hingga akhirnya Toure ditangkap pada tahun 1898.

Pemberlakuan pajak kepala oleh Perancis pada tahun 1900, yang bertujuan untuk memungkinkan koloni melakukan program pekerjaan umum, juga memicu sejumlah pemberontakan.

Program pekerjaan umum yang dilakukan pemerintah kolonial Pantai Gading dan eksploitasi sumber daya alam, juga membutuhkan komitmen tenaga kerja yang masif.

Oleh karena itu, Perancis memberlakukan sistem kerja paksa di mana setiap pria dewasa Pantai Gading diharuskan bekerja selama sepuluh hari setiap tahun tanpa kompensasi, sebagai bagian dari kewajibannya kepada negara.

Sistem ini sering disalahgunakan dan merupakan aspek yang paling dibenci dari pemerintahan kolonial Perancis.

Banyak orang Pantai Gading memandang pajak sebagai pelanggaran ketentuan perjanjian protektorat.

Sebagian besar penduduk, terutama di pedalaman, juga menganggap pajak sebagai simbol ketundukan yang memalukan.

Baca juga: 5 Agustus dalam Sejarah: Burkina Faso Merdeka dari Koloni Perancis

Banyak gejolak yang terjadi di masa koloni Perancis itu.

Hingga akhirnya pada tahun 1904 hingga 1958, Pantai Gading jadi unit konstituen Federasi Afrika Barat Prancis.

Itu adalah koloni dan wilayah luar negeri di bawah Republik Ketiga. Sampai periode setelah Perang Dunia II, urusan pemerintahan di Perancis Afrika Barat dikelola dari Paris.

Hingga pada awal 1944, Charles de Gaulle mengusulkan untuk mengubah politik Perancis dan mengambil "jalan era baru."

Pada tahun 1946, Kekaisaran Perancis diubah menjadi Uni Perancis yang dengan sendirinya digantikan oleh Komunitas Perancis pada tahun 1958.

Baca juga: Bonus Belum Dibayar, Sebagian Tentara Pantai Gading Protes

Pada bulan Desember tahun itu, Pantai Gading menjadi republik otonom dalam Komunitas Perancis.

Ini sebagai hasil dari referendum pada tanggal 7 Agustus yang membawa status komunitas ke semua anggota Federasi lama Afrika Barat Prancis kecuali Guinea.

Pada 11 Juli 1960 Perancis menyetujui Pantai Gading untuk merdeka sepenuhnya. Pantai Gading pun merdeka pada 7 Agustus 1960, dan mengizinkan keanggotaan komunitasnya berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com