Rusia Sebut NATO Sengaja Provokasi Konflik di Laut Hitam

MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia mengecam serangkaian latihan militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, NATO, di wilayah Laut Hitam.

Kecaman tersebut dilontarkan Kementerian Luar Negeri Rusia sambil memperingatkan adanya potensi risiko eskalasi.

Direktur Departemen Eropa Keempat Kementerian Luar Negeri Rusia Yuri Pilipson menuturkan, manuver NATO baru-baru ini berisiko menciptakan ketegangan.

Baca juga: Jet Tempur Rusia Cegat Pesawat Mata-mata AS di Laut Hitam, Ahli Khawatirkan Eskalasi Ketegangan

"Sangat jelas bahwa latihan semacam ini memprovokasi, bukannya mencegah situasi konflik," kata Pilipson kepada RIA Novosti.

Diplomat itu menambahkan, Rusia akan melakukan apa pun untuk memastikan keamanan nasionalnya sebagaimana dilansir Russian Today.

Pilipson juga mengatakan bahwa Moskwa melihat penumpukan pasukan di Laut Hitam sebagai isyarat yang mengancam.

Baca juga: NATO dan Ukraina Akhiri Latihan Gabungan Berskala Besar di Laut Hitam

Sebelumnya, NATO menggelar latihan militer berskala besar bernama Sea Breeze 2021 di Laut Hitam selama dua pekan.

Latihan yang digelar antara Juni hingga Juli tersebut diikuti 5.000 pelaut, 40 pesawat tempur, dan 32 kapal dari negara-negara anggota NATO.

Selain anggota NATO, AS dan Ukraina juga ikut serta dalam latihan tersebut.

Baca juga: Pesawat Tempur Rusia Latihan Mengebom Kapal Musuh di Laut Hitam

Tepat sebelum latihan dimulai, kapal perusak milik Inggris HMS Defender berlayar ke perairan di sekitar Crimea.

London menyatakan, pelayaran kapalnya tersebut sesuai dengan hukum internasional.

Sebagai bentuk peringatan, Rusia mengerahkan jet tempur dan kapal patrolinya untuk menembakkan tembakan peringatan sampai HMS Defender meninggalkan perairan itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian mengecam insiden itu sebagai provokasi.

Baca juga: Rusia Lancarkan Serangan Palsu ke Kapal Perang Belanda Selama Berjam-jam di Laut Hitam