Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Segera Kembalikan 17.000 Artefak Kuno Hasil Jarahan ke Irak

Kompas.com - 04/08/2021, 16:55 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat mengembalikan lebih dari 17.000 artefak kuno yang dijarah dan diselundupkan keluar dari Irak setelah invasi AS tahun 2003.

Dilansir Reuters, ini termasuk tablet tanah liat berusia 3.500 tahun yang memuat bagian dari Epik Gilgames.

Puluhan ribu barang antik memang menghilang dari Irak setelah invasi yang menggulingkan pemimpinnya, Saddam Hussein.

Baca juga: 16 Juli dalam Sejarah: Saddam Hussein Jadi Presiden Irak pada 1979 Pasca-Kudeta

Banyak juga barang yang diselundupkan atau dihancurkan ISIS, yang menguasai sepertiga wilayah Irak antara 2014 dan 2017, sebelum dikalahkan pasukan Irak dan internasional.

Kementerian Budaya dan Luar Negeri Irak menyatakan, pihak berwenang AS yang bekerja untuk memulihkan artefak, baru-baru ini mencapai kesepakatan dengan Baghdad untuk mengembalikan barang-barang yang disita dari dealer dan museum di AS.

“Pemerintah AS menyita beberapa artefak dan mengirimnya ke kedutaan Irak. Tablet Gilgamesh, yang penting, akan dikembalikan ke Irak bulan depan setelah prosedur hukum diselesaikan,” kata Menteri Kebudayaan Hassan Nadhim.

Baca juga: Biden Umumkan Tarik Pasukan AS di Irak pada Akhir 2021

Pihak berwenang AS menyita tablet Gilgamesh pada 2019 setelah diselundupkan, dilelang, dan dijual ke pedagang seni di Oklahoma dan dipajang di sebuah museum di Washington DC.

Departemen kehakiman menambahkan bahwa pengadilan sudah memerintahkan penyitaannya bulan lalu.

Dikatakan bahwa seorang pedagang barang antik AS, membeli tablet dari dealer yang berbasis di London pada tahun 2003.

Epic of Gilgamesh adalah kisah Sumeria berusia 3.500 tahun yang dianggap sebagai salah satu karya sastra pertama di dunia.

Nadhim mengatakan artefak lain yang dikembalikan termasuk tablet lain yang ditulis dalam tulisan paku.

Baca juga: Donald Rumsfeld Meninggal, Dikenang sebagai Penjahat Perang AS di Afghanistan dan Irak

Warisan kuno Irak telah dihancurkan oleh konflik, perusakan dan penjarahan, terutama sejak tahun 2003. Ribuan artefak pun masih hilang.

Setelah 2014, ISIS menyerbu dan menghancurkan situs-situs bersejarah, yang disebut UNESCO sebagai skala "industri".

Mereka menggunakan jarahan untuk mendanai operasinya melalui jaringan penyelundupan yang meluas melalui Timur Tengah dan sekitarnya.

Dengan bantuan badan-badan internasional, pihak berwenang Irak telah berusaha melacak, mengembalikan, dan melestarikan peninggalan arkeologis negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com