Hal ini tidak terjadi di sebagian besar negara Asia, yang memang menjadikan badminton sebagai keseharian. Peralatan pun tersedia lengkap, dari yang murah sampai yang mahal.
Baca juga: Jejak Indonesia di Sejarah Badminton Olimpiade dari Masa ke Masa
Tidak Belajar dari Orang Tua
Sebagian besar anak-anak yang tumbuh di Eropa memainkan olahraga yang berbeda. Menariknya, sebagian besar anak-anak "mewarisi" hobi olahraga orang tua mereka.
Tentu saja sebagian besar orang di benua itu belum bermain badminton. Ini membuat anak-anak tidak tahu apa-apa tentang olahraga ini sampai mereka mencapai usia tertentu.
Menjadi pemain badminton profesional pun sangat sulit karena harus bersaing dengan orang-orang yang telah melakukan ini sejak mereka berusia enam tahun, terutama orang Asia.
Baca juga: Ternyata, Badminton Baik untuk Kesehatan Mental dan Cegah Depresi
Sulit Mencari Nafkah
Di Eropa, badminton bukanlah olahraga terkenal dengan kumpulan hadiah besar dan kesepakatan sponsor besar.
Meskipun ada beberapa acara besar yang dapat memberi pemain jumlah uang yang layak, tapi tidak sebesar apa yang bisa didapatkan pemain sepak bola atau tenis.
Itu sebabnya kebanyakan orang Eropa yang bermain badminton, melakukannya hanya untuk bersenang-senang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.