Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Umumkan Tarik Pasukan AS di Irak pada Akhir 2021

Kompas.com - 27/07/2021, 06:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden mengumumkan bakal menarik pasukannya dari Irak pada akhir 2021 mendatang.

Biden mengumumkannya setelah menerima Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi dan berdiskusi di Gedung Putih.

Saat ini, "Negeri Uncle Sam" menempatkan 2.500 tentara untuk membantu militer Irak melawan sisa-sisa kelompok ISIS.

Baca juga: Penerjemah Afghanistan untuk Pasukan AS Ini Dipenggal Taliban

Dilansir BBC Senin (27/7/2021), selama proses penarikan itu pasukan AS akan bertindak sebagai penasihat sekaligus instruktur militer setempat.

Keberadaan mereka di sana menjadi isu panas sejak komandan top Iran Qasem Soleimani dan pemimpin milisi Syiah dibunuh di Baghdad, Januari 2020.

Banyak kalangan menginginkan supaya pasukan AS dan sekutunya ditarik, meski kelompok ISIS terus menebar ancaman.

Washington menuding milisi Syiah menyerbu markas koalisi dengan mortar hingga roket supaya mereka angkat kaki.

Sementara bagi Joe Biden, pengumuman ini berarti dia sudah mengakhiri satu lagi perang yang dicanangkan pendahulunya, George W Bush.

Sebelumnya, Biden juga menyatakan akan menarik militer dari Afghanistan pada September, yang prosesnya dipercepat menjadi Agustus.

Baca juga: Mantan Presiden George W Bush Kritik Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan

Berbicara dari Gedung Putih, Biden menuturkan upaya mereka melawan terorisme tetap berlanjut meski mereka "memasuki fase baru".

Kadhimi menimpali dengan menyebut hubungan bilateral dua negara makin kuat di ekonomi, lingkungan, hingga pendidikan.

PM berusia 54 tahun tersebut bersikeras bahwa saat ini, keberadaan militer dari negara lain tidak diperlukan di Irak.

Koalisi pimpinan AS menginvasi Irak pada 2003 dengan dalih menggulingkan Presiden Saddam Hussein dan memusnahkan senjata pemusnah massal, yang ternyata tidak ada.

Presiden Bush saat itu menjanjikan Irak yang bebas dan damai, namun nyatanya yang terjadi adalah pemberontakan sektarian.

Baca juga: China Maju Dukung Afghanistan Lawan Taliban Saat Pasukan AS Ditarik Mundur

Pasukan AS pada akhirnya angkat kaki pada 2011. Tetapi, mereka dipanggil lagi atas permintaan Baghdad karena ISIS merajalela.

Setelah teroris tersebut dinyatakan kalah di Desember 2017, militer AS masih bertahan untuk membantu membersihkan sisa-sisa anggotanya.

"Peran kami di Irak akan tetap fokus kepada pelatihan, membantu, dan ikut menangani jika ISIS kembali," papar Biden.

"Tetapi saat akhir tahun, status kami bukanlah pada misi tempur," lanjutnya.

Baca juga: Pentagon Akui Situasi Keamanan Afghanistan Memburuk Ketika Pasukan AS Mulai Ditarik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com