Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Malaysia Mogok, Parlemen Akhirnya Aktif Usai 7 Bulan Vakum Ditengah Lonjakan Covid-19

Kompas.com - 26/07/2021, 16:41 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Aljazeera

Industri pembangkit tenaga listrik dan rumah sakit umum Malaysia, beberapa di antaranya sekarang fokus untuk perawatan pasien Covid-19 dan juga merasakan tekanan.

Dalam beberapa minggu terakhir, media sosial dibanjiri foto dan video mengerikan dari sistem rumah sakit mencapai kapasitas maksimum akibat banyaknya pasien.

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di Malaysia Capai Rekor Baru 11.618

Melansir Al Jazeera pada Senin (26/7/2021), satu video menunjukkan mayat disimpan di tempat yang tampak seperti gudang rumah sakit. Sementara bangsal disekitarnya begitu penuh, sehingga pasien duduk di kursi roda atau di bangku yang diseret dari koridor di luar.

Orang-orang juga dilaporkan mengantri berjam-jam di pusat penilaian Covid-19 setelah tes positif. Semantara kondisi fasilitas karantina yang dikelola pemerintah terlihat ramai dan tidak sehat.

Fasilitas karantina itu awalnya untuk pasien tanpa gejala, atau mereka yang memiliki tanda-tanda penyakit ringan. Tapi pusat penanganan itu sekarang merawat pasien Covid-19 dalam kondisi yang jauh lebih buruk.

Di tengah ketidakpuasan yang meningkat, Muhyiddin, yang pemerintahannya hampir berusia 18 bulan dan mendapat tekanan politik sejak berkuasa, akan mengadakan sesi “khusus” parlemen minggu ini.

Agenda ini hanya beberapa hari sebelum periode “darurat Covid-19” Malaysia berakhir pada 1 Agustus.

Baca juga: Polisi Malaysia Selidiki Kabar Puluhan Orang Berkumpul untuk Makan Durian

Muhyiddin akan memberi penjelasan singkat kepada parlemen tentang tanggapan pemerintahnya terhadap Covid-19. Dilaporkan juga “rencana pemulihan nasional” empat fase, yang diresmikan pada Juni.

Muhyiddin akan didampingi oleh menteri lain, termasuk mereka yang bertanggung jawab atas ekonomi dan program vaksinasi.

Anggota parlemen Malaysia akan memiliki kesempatan untuk menguji para menteri. Keadaan darurat tidak hanya menangguhkan urusan parlemen, tetapi juga mengizinkan aturan berdasarkan keputusan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com