Pemukim Yahudi mendirikan pos terdepan Eviatar pada awal Mei, membangun rumah beton sederhana dan gubuk dalam hitungan minggu.
Baca juga: Remaja Palestina Tewas Ditembak oleh Militer Israel dalam Bentrokan di Tepi Barat
Pembangunan tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan Israel, sehingga memicu protes sengit dari warga Palestina yang bersikeras rumah-rumah itu dibangun di tanah mereka.
Namun menyusul kesepakatan yang dicapai dengan pemerintahan baru Perdana Menteri Naftali Bennett, para pemukim meninggalkan pos terdepan pada 2 Juli, sementara bangunan yang mereka bangun tetap di bawah penjagaan tentara.
Kementerian Pertahanan Israel mengatakan, akan mempelajari daerah itu untuk menilai apakah di bawah hukum Israel bisa dinyatakan sebagai tanah negara.
Jika itu terjadi, Israel dapat mengizinkan sekolah agama untuk dibangun di Eviatar, dengan tempat tinggal untuk staf dan siswanya.
Sekitar 475.000 pemukim Yahudi sekarang tinggal di Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak 1967.
Baca juga: Profil Naftali Bennett, Perdana Menteri Israel yang Baru, Kerap Serukan Caplok Tepi Barat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.