TOKYO, KOMPAS.com – Sebanyak 29 atlet pengungsi akan berbaris di belakang bendera Olimpiade pada upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 pada Jumat (23/7/2021).
Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan, para atlet pengungsi tersebut ditampilkan untuk mewakili suara lebih dari 82 juta orang terlantar di seluruh dunia.
Sebelumnya, OIC meluncurkan tim pengungsi pertama di Olimpiade Rio 2016 untuk meningkatkan kesadaran akan masalah tersebut sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Belum Dibuka, Olimpiade Tokyo Sudah Diguncang 4 Skandal Panitia
Pasalnya, ada ratusan ribu orang pengungsi yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan di negaranya dan membanjiri Eropa, Timur Tengah, dan tempat lain di seluruh dunia.
"Tim pengungsi Olimpiade mewakili 82,5 juta pengungsi di seluruh dunia," kata Direktur Solidaritas Olimpiade IOC James Macleod dalam konferensi pers virtual.
"Ada perasaan harapan bahwa mereka dapat menyoroti masalah ini," sambung Macleod.
Untuk Olimpiade Tokyo, tim pengungsi terdiri dari orang-orang berasal dari sejumlah negara termasuk Suriah, Sudan Selatan, Eritrea, Afghanistan, dan Iran.
Baca juga: Direktur Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo Dipecat karena Bercanda tentang Holocaust
Jumlah atlet yang ada di tim pengungsi ini hampir tiga kali lebih besar dari tim pengungsi dalam Olimpiade Rio 2016.
Sementara itu, semua atlet dari tim tersebut telah tiba di Tokyo pada Kamis (2/7/2021) malam waktu setempat.
Mereka sempat mengalami penundaan dalam perjalanan menyusul hasil tes positif Covid-19 dari seorang ofisial tim di sebuah kamp pelatihan di Qatar.
Para atlet dari tim pengungsi tersebut akan bersaing dalam 12 cabang olahraga.
Baca juga: Benarkah Olimpiade Tokyo Digelar karena Tekanan IOC? Ini Jawaban PM Jepang