Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Covid-19 Varian Delta Akan Mendominasi dalam Beberapa Bulan Lagi

Kompas.com - 21/07/2021, 19:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi, Covid-19 varian Delta bakal mendominasi dalam beberapa bulan mendatang.

Delta, yang ditemukan di India, saat ini sudah ditemukan di 124 teritori, lebih banyak 13 wilayah dibanding pekan lalu.

Dalam pembaruan epidemiologi mingguan, WHO menerangkan varian itu menyumbang lebih dari tiga perempat spesimen di banyak negara besar.

Baca juga: WHO Prediksi Akan Ada 100.000 Kematian Covid-19 hingga Olimpiade Berakhir

"Varian ini bersaing secara cepat dengan varian lain, dan diprediksi akan mendominasi dalam beberapa bulan ke depan," ulas WHO dikutip AFP Rabu (21/7/2021).

Badan kesehatan di bawah PBB tersebut juga memberikan perkembangan mengenai tiga varian Covid-19 lainnya yang disebut variant of concern (VOC).

Varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris sudah mewabah di 180 teritori (naik enam wilayah dari pekan lalu).

Kemudian varian Beta yang pertama kali terjadi di Afrika Selatan menyerang 130 teritori (naik tujuh wilayah).

Sementara varian Gamma yang muncul di Brasil saat ini sudah mewabah di 78 teritori (naik tiga wilayah).

Menurut urutan SARS-Cov-2 yang diajukan ke inisiatif sains global GISAID hingga 20 Juli, prevalensi Delta melebihi 75 persen di beberapa negara.

Baca juga: 2 Juta Lebih Netizen China Ajukan Petisi Desak WHO Selidiki Lab AS Terkait Asal-usul Covid-19

Prevalensi Delta meningkat di Australia, Bangladesh, Botswana, Britain, China, Denmark, India, Indonesia, Israel, Portugal, Rusia, Singapura, dan Afrika Selatan.

"Bukti yang berkembang mendukung dugaan peningkatan transmisibilitas Delta dibanding varian non-VOC. Tetapi bagaimana mekanismenya masih belum jelas," ujar WHO.

Kasus naik 12 persen

Organisasi yang berbasis di Jenewa tersebut berujar, terdapat 3,4 juta kasus virus corona sepekan hingga periode 18. Naik 12 persen dari pekan sebelumnya.

"Pada tingkat ini, diprediksi jumlah kumulatif kasus yang dilaporkan secara global bisa mencapai 200 juta dalam tiga pekan ke depan," papar WHO.

Kasusnya disebut meningkat 30 persen di Region Pasifik Barat, dan 21 persen di kawasan Eropa.

Baca juga: WHO: Pandemi Belum Usai, Varian Covid-19 yang Lebih Berbahaya Akan Muncul

Kasus terbesar mingguan terjadi di Indonesia ((350,273 kasus baru, naik 44 persen), Inggris (296,447 kasus, naik 41 persen), dan Brasil ((287,610 kasus, turun 14 persen).

WHO mencatat kenaikan kasus tersebut dipicu empat faktor, seperti varian yang lebih menular.

Kemudian pelonggaran penegakan protokol kesehatan, mengendurnya pembatasan sosial, dan bertambahnya orang yang belum divaksin.

Meski begitu, dalam sepekan terakhir WHO mencatat korban meninggal karena Covid-19 mencapai 57.000 orang di seluruh dunia.

Jumlah itu hampir sama dengan pekan lalu, dan mengalami penurunan stabil selama dua bulan terakhir.

Baca juga: WHO: Kematian Akibat Covid-19 di Afrika Melonjak 43 Persen dalam Seminggu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com