Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Juta Lebih Netizen China Ajukan Petisi Desak WHO Selidiki Lab AS Terkait Asal-usul Covid-19

Kompas.com - 20/07/2021, 14:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Zhao kemudian balik melontarkan sederet pertanyaan yang ditujukan untuk AS.

"Tolong jawab pertanyaan berikut: Pertama, apa hubungan antara lab Fort Detrick dan penyakit pernapasan yang tidak dapat dijelaskan seperti yang diduga vaping?"

"Kedua, mengapa AS tidak mengundang WHO untuk melakukan penyelidikan menyeluruh di Fort Detrick?"

"Ketiga, mengapa para ahli internasional tidak dapat mengunjungi AS untuk melacak asal-usul virus setelah mengunjungi China?"

Mengenai proposal WHO untuk studi lanjutan tentang asal-usul Covid-19, Zhao mengatakan bahwa itu tidak konsisten dengan posisi China dan banyak negara lain.

Baca juga: Tanpa China, Ilmuwan Yakin Investigasi Asal Usul Covid-19 Masih Mungkin dengan Cara Ini

China kata dia, berharap WHO akan memiliki komunikasi penuh dengan negara-negara anggota, mendengarkan dan mengadopsi pendapat semua pihak dan memastikan bahwa proses penyusunan studi fase-II terbuka dan transparan.

“China prihatin dengan politisasi penelusuran asal-usul Covid-19 oleh beberapa negara. Kami berharap WHO, dalam semangat profesionalisme dan obyektivitas ilmiah, akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk melawan tren negatif dari mempolitisasi masalah ini,” kata Zhao.

Yang Zhanqiu, Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen di Universitas Wuhan, mengatakan kepada Global Times bahwa hampir semua varian virus corona yang ada telah ditemukan di AS.

“Sebagai perbandingan, jenis virus yang ditemukan di China tidak memiliki banyak varian. Oleh karena itu, tepat untuk melakukan penyelidikan asal virus di AS,” klaim Yang.

Ahli virologi itu juga meminta AS menyerahkan sampel darah pasien Covid-19 tersebut, dan mengungkapkan lebih banyak informasi tentang survei epidemiologi negara itu. Tujuannya untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan antara kasus AS dan negara lain.

Dia mengatakan bahwa laboratorium AS menyimpan sampel darah yang berasal dari tahun 1980-an.

Baca juga: Para Pemimpin G7 Bahas Asal Usul Covid-19 di Saat WHO Masih Buka Teori Kebocoran Lab Wuhan

Pada Juni, sebuah penelitian terhadap lebih dari 24.000 sampel diambil untuk program penelitian National Institutes of Health (NIH) di AS antara 2 Januari dan 18 Maret 2020.

Penelitian itu menemukan bahwa tujuh orang di lima negara bagian - Illinois, Massachusetts, Mississippi, Pennsylvania dan Wisconsin - mungkin telah terinfeksi Covid-19 jauh sebelum kasus pertama yang dikonfirmasi di negara itu dilaporkan pada 21 Januari 2020.

Pemerintah China kembali mengutip hasil laporan asal-usul Covid-18 WHO di China yang dikeluarkan pada 30 Maret 2021, mencapai kesimpulan dan menawarkan saran untuk fase berikutnya dari studi global tentang asal-usulnya, yang menyimpulkan bahwa hipotesis "kebocoran lab" Wuhan sangat tidak mungkin.

Adapun terkait hasil laporan WHO di Wuhan pada 30 Maret 2021, Tedros sendiri mengaku tidak percaya studi tersebut cukup mengeksplorasi teori laboratorium. Dia menambahkan bahwa semua hipotesis "tetap ada di atas meja."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com