Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Kuba: Protes Bagian dari Rencana AS untuk “Memecah” Partai Komunis

Kompas.com - 13/07/2021, 16:21 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

“Apa yang terjadi benar-benar bersejarah bagi kami… Saya pikir ini adalah titik balik. Segalanya tidak akan pernah sama lagi setelah ini,” kata Carolina Barrero, seorang aktivis berusia 34 tahun yang berdemonstrasi di Havana.

“Kita berbicara tentang ribuan orang, di seluruh pulau. Di setiap kota kecil ada protes, (itu) benar-benar spontan.”

“Mereka berteriak: 'Kami tidak takut lagi!' 'Kami menginginkan kebebasan!' dan 'Abajo la dictadura!' (Turunkan kediktatoran!)'” tambah Barrero, seorang sejarawan seni yang mengatakan baru saja ditempatkan di bawah tahanan rumah, setelah ditahan membaca puisi di luar kementerian kebudayaan Kuba.

Paul Hare, mantan duta besar Inggris di Havana, mengatakan para pemimpin Kuba akan prihatin dengan letusan perbedaan pendapat yang sangat tidak biasa, dan khususnya bagaimana hal itu diatur dengan bantuan media sosial.

Berita protes menyebar dengan cepat pada Minggu, ketika selebriti dan influencer berbagi berita tentang pawai menggunakan tagar #SOSCuba.

“Apa yang selalu ditakuti oleh pemerintah Kuba adalah gerakan terkoordinasi, yang bertentangan dengan protes sporadis … Mereka melihatnya sebagai kemungkinan awal dari gerakan politik saingan yang terorganisir,” kata Hare.

“Para garis keras akan mengatakan: ‘Hati-hati – ini bisa lepas kendali’ … Mereka akan khawatir (tentang protes). Ini adalah tanda bahwa Partai Komunis Kuba tidak lagi mampu mendikte secara vertikal kebijakan apa yang seharusnya,” tambah Hare.

Baca juga: Kekuasaan Fidel Castro dan Adiknya Berakhir, Warga Kuba di AS Gembira

Represi pemeritah

Aktivis Kuba mengatakan mereka tidak terkesan dengan tanggapan awal Diaz-Canel terhadap tuntutan mereka.

Apalagi Presiden Kuba itu, pada Minggu (11/7/2021) menyerukan agar "revolusioner" turun ke jalan, menghadapi provokasi pengunjuk rasa "dengan ketegasan dan keberanian".

“Yang paling mengkhawatirkan saya adalah bagaimana mereka (pemerintah komunis Kuba) mencoba meletakkan dasar untuk gelombang represi,” kata Claudia Genlui Hidalgo, seorang pembangkang berusia 30 tahun yang melihat beberapa teman ditangkap pada Minggu.

"Ketika dia (Díaz-Canel) mengatakan 'revolusioner ke jalan', dia menghasut kekerasan."

Barrero berharap protes akan mengarah pada transisi damai dari pemerintahan satu partai. Tetapi dia juga terganggu oleh kemungkinan konflik, dan oleh deskripsi Diaz-Canel tentang protes sebagai "tentara bayaran kontra-revolusioner".

Hare memperkirakan sekarang akan ada tindakan keras politik terhadap mereka yang diidentifikasi sebagai pemimpin kelompok protes, ketika kepala keamanan partai Komunis Kuba berjuang untuk mencegah pengulangan demonstrasi.

Para pemimpin dunia bereaksi terhadap kejutan tak terduga di Kuba pada Senin (12/7/2021).

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, mengatakan dia berharap resolusi damai dapat dicapai "tanpa menggunakan kekuatan, tanpa konfrontasi dan tanpa kekerasan".

“Kuba harus memutuskan (solusi) karena Kuba adalah negara yang bebas, mandiri dan berdaulat – tidak boleh ada intervensi,” tambah Lopez Obrador.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Rusia juga memperingatkan terhadap "campur tangan luar", yang berusaha untuk "mendorong destabilisasi" pulau yang dikelola komunis itu.

Baca juga: Akhir Dinasti Castro, Raul Mengundurkan Diri dari Partai Komunis Kuba

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com