Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Dicurigai Bangun Lebih dari 100 Silo Rudal di Gurun Gansu

Kompas.com - 02/07/2021, 10:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Analisis foto satelit menunjukkan China membangun lebih dari 100 silo rudal di padang pasir, yang menandakan kemungkinan perluasan kemampuan nuklir negara itu.

Analis memperingatkan peningkatan kemampuan nuklir China menandakan "perkembangan yang mengkhawatirkan", tetapi juga mendesak untuk hati-hati dalam meresponsnya.

Penelitian terhadap peningkatan nuklir China pertama dilaporkan oleh Washington Post pada Kamis (1/7/2021), yang mengidentifikasi adanya pembangunan lebih dari 100 silo rudal di gurun provinsi Gansu, yang kemungkinan untuk menyimpan rudal balistik antarbenua.

Baca juga: Pentagon: AS Tarik Sistem Pertahanan Rudal dari Arab Saudi dan Negara-negara Timur Tengah Lainnya

Melansir The Guardian pada Kamis (1/7/2021), para peniliti dari James Martin Center for Nonproliferation Studies at the Middlebury Institute of International Studies, membuat penemuan itu melalui analisis foto satelit yang disediakan oleh perusahaan komersial, Planet.

Pakar nuklir AS Jeffrey Lewis menyebutkan bahwa silo rudal China tersebut tersebar di lahan seluas lebih dari 700 mil persegi, situs dekat Yumen, di antaranya juga terdapat pembangunan bunker bawah tanah, yang dapat berfungsi sebagai pusat peluncuran, jalur kabel tanah, jalanan, dan pangkalan militer kecil.

Menurut Lewis dengan melihat tata letaknya, itu mencerminkan sebagai situs peluncuran rudal balistik nuklir yang ada di Mongolia Dalam, menunjukkan China telah membangun atau sedang membangun setidaknya 145 silo rudal secara total.

"Kami yakin China sedang memperluas kekuatan nuklirnya sebagian untuk menjaga pertahanan terhadap serangan AS dalam jumlah yang cukup untuk mengalahkan pertahanan rudal AS," ujar Lewis kepada Washington Post.

Baca juga: Jelang Pertemuan Biden-Putin, Rusia Luncurkan Rudal Hipersonik Kinzhal

Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, China diyakini memiliki sekitar 350 hulu ledak nuklir, sekitar 30 lebih banyak dari pada 2020, dan jauh lebih sedikit dari AS atau Rusia.

Di tengah perlombaan senjata dan memburuknya hubungan dengan Washington, China dan Rusia enggan mengurangi persenjataan mereka tanpa batasan yang sesuai di AS.

Pada April, kepala pasukan nuklir AS telah memperingatkan "ekspansi menakjubkan" dari kemampuan nuklir China.

Jumlah silo tidak selalu berkorelasi dengan jumlah rudal, dengan Lewis menyarankan itu bisa menjadi "shell game", untuk menyamarkan sebagian di mana rudal disimpan dan memastikan pihak lain dalam perang tidak akan tahu persis di mana rudal-rudal itu berada.

Dia mengatakan tata letaknya mirip dengan yang dirancang AS, ketika awal membuat rencana "permainan cangkang" pada 1970-an.

Baca juga: Menhan AS: Rudal Balistik Korea Utara Ancaman bagi Washington

"Kami tidak tahu. Apakah jumlahnya 12 atau 120, ini adalah perkembangan yang mengkhawatirkan,” ucap Lewis.

Setelah pertemuan NATO pada Juni memperingatkan perlunya mengatasi otoritarianisme dan kekuatan militer China yang berkembang, Beijing menuduh blok itu "memfitnah" dan secara spesifik menyebutkan persenjataan nuklirnya.

China mengatakan negara itu memiliki hulu ledak nuklir yang jauh lebih sedikit dari pada anggota NATO dan telah berkomitmen untuk tidak menggunakan atau mengancam negara-negara non-nuklir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com