Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Varian Delta Merebak, WHO Peringatkan Tetap Pakai Masker Setelah Divaksin

Kompas.com - 29/06/2021, 14:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

JENEWA, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) khawatir dengan pelonggaran aturan Covid-19 ketika varian Delta yang paling menular tengah merebak.

Sehingga, WHO mendesak semua orang termasuk yang telah suntik vaksin Covid-19 penuh untuk tetap memakai masker dan terus mengambil langkah-langkah untuk mencegah infeksi.

Namun, hal itu bertentangan dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), yang mengatakan bahwa orang Amerika yang telah divaksinasi penuh pada Mei tidak perlu lagi memakai masker di dalam ruangan atau menjaga jarak dengan orang lain.

Baca juga: Covid-19 di Afrika Selatan Makin Mengganas, Varian Delta Mendominasi

CDC juga melonggarkan aturan tentang pengujian dan karantina, seperti yang dilansir dari The Straits Times pada Selasa (29/6/2021).

Pada Senin (28/6/2021), juru bicara CDC memberikan indikasi bahwa pihaknya tidak akan mengubah aturan, menyusul adanya peringatan baru dari WHO, organisasi kesehatan masyarakat terbesar di dunia.

Bentuk virus yang sangat menular, yang disebut varian Delta, pertama kali terdeteksi di India dan telah diidentifikasi di setidaknya 85 negara, saat ini.

Di Amerika Serikat, di mana meningkatnya kasus Covid-19 dua kali lipat dalam dua pekan terakhir, varian Delta ini bertanggung jawab atas 1 dari setiap 5 kasus.

Baca juga: Kondisi Sejumlah Negara Hadapi Covid-19 Varian Delta dari Bangladesh, Indonesia hingga Israel

Dr Anthony Fauci, dokter penyakit menular ternama AS, telah menyebut varian Delta ini sebagai "ancaman terbesar" yang harus dihilangkan di negaranya.

Direktur jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam jumpa pers pada Jumat (25/6/2021) bahwa meningkatnya varian baru virus corona ini "semakin mendesak kita untuk menggunakan semua alat yang kita miliki untuk mencegah penularan".

Misalnya, secara konsitsen menerapkan aturan dua dosis vaksin Covid-19 serta protokol kesehatan dan tindakan sosial.

Pada kesempatan yang sama, Dr Mariangela Simao, asisten direktur jenderal WHO untuk akses ke obat-obatan, vaksin dan obat-obatan, menjabarkan bahwa orang yang sudah divaksinasi juga harus terus secara konsisten memakai masker, menghindari keramaian, menjaga jarak sosial dari orang lain, memastikan mereka berada dalam ruang berventilasi baik, sering mencuci tangan, dan menghindari bersin atau batuk di sekitar orang lain.

Baca juga: Daftar Negara dan Kota yang Lockdown akibat Covid-19 Varian Delta

"Apa yang kami katakan adalah setelah Anda sepenuhnya divaksinasi, teruslah bermain aman karena Anda bisa berakhir sebagai bagian dari rantai penularan. Anda mungkin tidak benar-benar terlindungi sepenuhnya," kata Dr Bruce Aylward, seorang penasihat senior WHO.

Aylward menambahkan untuk berhati-hati dengan pesan yang mengatakan, "Setelah Anda divaksinasi, Anda bisa melanjutkan dan melakukan apa pun".

Pernyataan Aylward secara luas dapat dipahami sebagai kritikan terhadap distribusi vaksin yang tidak adil disejumlah wilayah dengan berbagai faktor.

Sementara itu, program vaksin berbagi dari WHO, Covax yang diandalkan negara-negara miskin disebutkan kehabisan pasokan vaksin AstraZeneca atau Johnson & Johnson.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com