Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Tengah Varian Delta Merebak, WHO Peringatkan Tetap Pakai Masker Setelah Divaksin

JENEWA, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) khawatir dengan pelonggaran aturan Covid-19 ketika varian Delta yang paling menular tengah merebak.

Sehingga, WHO mendesak semua orang termasuk yang telah suntik vaksin Covid-19 penuh untuk tetap memakai masker dan terus mengambil langkah-langkah untuk mencegah infeksi.

Namun, hal itu bertentangan dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), yang mengatakan bahwa orang Amerika yang telah divaksinasi penuh pada Mei tidak perlu lagi memakai masker di dalam ruangan atau menjaga jarak dengan orang lain.

CDC juga melonggarkan aturan tentang pengujian dan karantina, seperti yang dilansir dari The Straits Times pada Selasa (29/6/2021).

Pada Senin (28/6/2021), juru bicara CDC memberikan indikasi bahwa pihaknya tidak akan mengubah aturan, menyusul adanya peringatan baru dari WHO, organisasi kesehatan masyarakat terbesar di dunia.

Bentuk virus yang sangat menular, yang disebut varian Delta, pertama kali terdeteksi di India dan telah diidentifikasi di setidaknya 85 negara, saat ini.

Di Amerika Serikat, di mana meningkatnya kasus Covid-19 dua kali lipat dalam dua pekan terakhir, varian Delta ini bertanggung jawab atas 1 dari setiap 5 kasus.

Dr Anthony Fauci, dokter penyakit menular ternama AS, telah menyebut varian Delta ini sebagai "ancaman terbesar" yang harus dihilangkan di negaranya.

Direktur jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam jumpa pers pada Jumat (25/6/2021) bahwa meningkatnya varian baru virus corona ini "semakin mendesak kita untuk menggunakan semua alat yang kita miliki untuk mencegah penularan".

Misalnya, secara konsitsen menerapkan aturan dua dosis vaksin Covid-19 serta protokol kesehatan dan tindakan sosial.

Pada kesempatan yang sama, Dr Mariangela Simao, asisten direktur jenderal WHO untuk akses ke obat-obatan, vaksin dan obat-obatan, menjabarkan bahwa orang yang sudah divaksinasi juga harus terus secara konsisten memakai masker, menghindari keramaian, menjaga jarak sosial dari orang lain, memastikan mereka berada dalam ruang berventilasi baik, sering mencuci tangan, dan menghindari bersin atau batuk di sekitar orang lain.

"Apa yang kami katakan adalah setelah Anda sepenuhnya divaksinasi, teruslah bermain aman karena Anda bisa berakhir sebagai bagian dari rantai penularan. Anda mungkin tidak benar-benar terlindungi sepenuhnya," kata Dr Bruce Aylward, seorang penasihat senior WHO.

Aylward menambahkan untuk berhati-hati dengan pesan yang mengatakan, "Setelah Anda divaksinasi, Anda bisa melanjutkan dan melakukan apa pun".

Pernyataan Aylward secara luas dapat dipahami sebagai kritikan terhadap distribusi vaksin yang tidak adil disejumlah wilayah dengan berbagai faktor.

Sementara itu, program vaksin berbagi dari WHO, Covax yang diandalkan negara-negara miskin disebutkan kehabisan pasokan vaksin AstraZeneca atau Johnson & Johnson.

Aylward menyebutkan ketika kurang dari 2 persen populasi Afrika divaksinasi, beberapa negara kaya justru membeli vaksin untuk kaum muda yang berisiko relatif rendah terhadap Covid-19.

Penelitian menunjukkan kemanjuran vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech terhadap varian Delta sedikit lebih rendah dari pada varian lainnya. Lalu, kemanjuran vaksin secara signifikan lebih rendah untuk individu yang hanya menerima satu dosis vaksin.

Negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang relatif tinggi telah mengalami peningkatan infeksi yang didorong oleh varian Delta.

Contohnya Inggris, di mana sekitar dua pertiga populasinya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau AstraZeneca. Hanya di bawah setengahnya yang telah menerima dua dosis vaksin Covid-19.

Di Israel, yang memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, peningkatan kasus Covid-19 yang dikaitkan dengan varian Delta telah membuat pemerintah menerapkan kembali aturan penggunaan masker di dalam ruangan dan di pertemuan besar di luar ruangan.

Mengingat betapa berbahaya dan cepatnya pergerakan varian Delta ini, "pendekatan vaksin saja tidak cukup", kata Eric Feigl-Ding, rekan senior di Federasi Ilmuwan Amerika di Washington.

"Kita tidak pada tingkat vaksinasi, di mana kita dapat melepaskan pembatasan pada segala sesuatu dan tidak tercipta kekebalan kelompok yang akan menghentikan penyebaran (Covid-19)," ujar Feigl-Ding.

Ilmuwan lain mengatakan panduan pembatasan harus lebih disesuaikan dengan komunitas lokal, bervariasi sesuai dengan tingkat vaksinasi dan tingkat infeksi.

"WHO sedang melihat dunia yang sebagian besar tidak divaksinasi, jadi ini masuk akal," kata Dr Ashish Jha, dekan Brown University School of Public Health.

Di beberapa bagian AS yang tingkat vaksinasi rendah, mungkin aturan pemakaian masker masih relevan dan rekomendasi harus disesuaikan dengan tepat, tambahnya.

"Jika saya tinggal di Missouri atau Wyoming atau Mississippi, tempat dengan tingkat vaksinasi rendah, saya tidak akan senang pergi ke dalam rumah tanpa mengenakan masker, meskipun saya sudah divaksinasi," kata Dr Jha.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/29/142735670/di-tengah-varian-delta-merebak-who-peringatkan-tetap-pakai-masker-setelah

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Global
Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Global
Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Global
Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Global
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Global
Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke