Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartu Kekebalan Hongaria: Dianggap Prestasi Sekaligus Diskriminasi

Kompas.com - 22/06/2021, 21:53 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

BUDAPEST, KOMPAS.com - Puluhan ribu penggemar sepak bola memadati Puskas Arena di Budapest pekan lalu, menghadiri pertandingan Euro 2020.

Itu adalah acara sepak bola internasional pertama di Eropa selama lebih dari setahun.

Dan hal ini, sebagian besar dimungkinkan oleh kebijakan kartu kekebalan yang dikeluarkan pemerintah Hongaria.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Alasan Penonton Euro 2020 di Hungaria Tanpa Masker

Dilansir Associated Press, Hongaria jadi satu-satunya negara tuan rumah turnamen yang mengizinkan penonton menyaksikan pertandingan sampai memenuhi stadion.

Ini karena negara ini disebut telah melakukan salah satu upaya vaksinasi Covid-19 paling sukses di Eropa.

Kartu kekebalan yang diinisiasi pemerintah, membuktikan bahwa warga yang membawanya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin atau sudah pulih dari Covid-19.

Ini memungkinkan mereka mendatangi acara olahraga seperti Euro. Tak hanya itu, mereka juga bisa bebas mengakses tempat seperti hotel, spa, konser, teater, sampai restoran dalam ruangan.

Baca juga: Dilarang Masuk Venue, Penggemar Foo Fighters yang Belum Vaksin Protes

Di sisi lain, saat yang sudah mendapatkan kartu kekebalan bebas ke mana saja, potensi diskriminasi pada yang belum mendapat kartu jadi pembahasan.

Penggunaan kartu dikhawatirkan dapat berdampak pada hak-hak dasar warga.

“Ada banyak kecemasan di masyarakat tentang potensi diskriminasi,” ujar Amnesty International Hongaria dalam pernyataannya.

"Apalagi Pemerintah Hongaria berkata bahwa akan ada perbedaan antara orang-orang yang memiliki kartu vaksinasi, dan mereka yang tidak," tambahnya.

Baca juga: Warga Israel Sudah Bebas Tak Pakai Masker, di Dalam atau Luar Ruangan

Pengadaan vaksin Hongaria memang dinilai sangat cepat. Membuatnya jadi negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi kedua di dunia setelah Malta.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, lebih dari 66 persen orang dewasa telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Meski begitu, data pemerintah menyebut sekitar 2 juta orang masih belum divaksinasi dan memiliki kartu kekebalan.

Hal ini membatasi mereka dari banyak kesempatan yang tersedia bagi pemegang kartu. serta memunculkan kesan diskriminasi yang tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com