Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Covid-19 Berakhir, Penyakit Ini Mungkin Jadi Ancaman Selanjutnya

Kompas.com - 22/06/2021, 11:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Diperkirakan sekarang ini ada lebih dari 250 virus yang menyebar dari hewan ke manusia dan menyebabkan penyakit pada manusia.

Berbagai virus sudah menimbulkan kekhawatiran, tapi sejauh ini belum diidentifikasi virus mana yang sama-sama mengancam seperti virus corona atau bahkan lebih mengancam peradaban manusia, menurut sebuah penelitian.

WHO sendiri sudah memberikan nama untuk penyakit tersebut, yaitu Penyakit X, dan memasukkan ke dalam kategori penting untuk diteliti sejajar dengan Ebola dan SARS.

Kita belum mengetahui apa jenisnya dan kemungkinan dampaknya.

Namun para peneliti mengatakan tanpa adanya pemantauan yang seksama dan juga persiapan, maka bumi ini akan mengalami bencana dengan kehadiran penyakit X.

Baca juga: Belum Selesai Covid-19, Ilmuwan Prediksi Ancaman Penyakit X, Apa Itu?

Virus Ebola pertama kali ditemukan tahun 1976 di dekat Sungai Ebola yang sekarang berada di wilayah Republik Demokratik Kongo.REUTERS/ZOHRA BENSEMRA via ABC INDONESIA Virus Ebola pertama kali ditemukan tahun 1976 di dekat Sungai Ebola yang sekarang berada di wilayah Republik Demokratik Kongo.
Virus selanjutnya berasal dari babi?

Sebelum COVID-19, sudah ada beberapa penyakit menular pernapasan yang terjadi seperti SARS (SARS-CoV-1) di tahun 2003, sindroma pernapasan Timur Tengah (MERS) di tahun 2013, dan Ebola di tahun 2014.

Ada pula wabah dalam skala lebih kecil seperti penyakit virus Nipah, yang masuk dalam 10 besar penyakit yang perlu prioritas penanganan menurut WHO.

Dr Brookes mengatakan penyakit itu muncul pertama kali di sejumlah babi yang diternak di Malaysia.

"Ada banyak kelelewar yang hidup di kawasan itu juga. Dan petani di sana menanam pohon buah di sekitar lokasi ternak babi sehingga menarik kedatangan kelelawar ke peternakan babi di sana," katanya.

Kelelawar tersebut sudah mengidap virus namun tidak menimbulkan penyakit pada mereka. Pertanda pertama adanya penyakit malah muncul di ternak babi.

"Dan kemudian virus itu berkembang di babi, dan karena begitu banyaknya babi membuat virus bisa berkembang dan dari situ menyebar ke manusia," katanya.

Para ilmuwan mengatakan kawasan yang padat dengan ternak, yang merambah ke kawasan liar dan memiliki penduduk yang padat memiliki resiko lebih tinggi bagi perpindahan penyakit dari hewan ke manusia.

Dr Brookes mengatakan itulah mengapa Asia Tenggara sekarang menjadi titik perhatian karena memenuhi semua persyaratan di atas.

Namun penyakit juga bisa muncul di mana saja.

Nyamuk di Amerika Utara, onta di Afrika, babi di Eropa, dan monyet di Amerika Selatan sudah diidentifikasi sebagai kemungkinan pembawa patogen.

Hewan unggas juga membawa resiko terkait virus Influenza A, kata Joerg Henning, associate professor di bidang epidemiologi hewan di University of Queensland.

Virus Nipah bisa ditularkan ke manusia dari binatang seperti kelelawar atau babi.REUTERS/DENIS BALIBOUSE via ABC INDONESIA Virus Nipah bisa ditularkan ke manusia dari binatang seperti kelelawar atau babi.
Di Australia sendiri juga terjadi peningkatan penyakit menular pada manusia yang berasal dari hewan.

Sebuah kajian di tahun 2013 menemukan sedikitnya 20 penyakit manusia yang berhubungan antara kerusakan alam di Australia antara tahun 1973 sampai 2010, termasuk virus Hendra, virus West Nile dan virus kelelawar Australia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com