Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Randy Geovani Putra, Pria Asal Indonesia Jadi Guru Gamelan di China

Kompas.com - 16/06/2021, 17:25 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber Xinhua

NANNING, KOMPAS.com - Berlokasi di dalam kampus Akademi Kesenian Guangxi (Guangxi Academy of Art), bunyi melodi instrumen gamelan yang memiliki karakteristik khusus Indonesia terdengar dari Guangxi Museum of Nationalities' Music, menarik banyak pencinta musik untuk datang belajar.

Randy Geovani Putra, seorang guru asal Indonesia, berjalan bolak-balik untuk menjelaskan dan menunjukkan kepada siswa cara memainkan alat musik ini.

Ini merupakan lokakarya musik gamelan Indonesia, dengan dua instrumen gamelan Jawa Barat berada di tengah, yaitu Gamelan Salendro dan Gamelan Degung, yang diimpor dari Indonesia beberapa tahun lalu.

Baca juga: Dipha Barus Sisipkan Suara Gamelan Rindik Bali di Remix Lagu Believers Alan Walker

Alat peraga wayang Jawa Barat dan instrumen lainnya juga terpajang di dinding lokakarya itu.

Randy berasal dari Bandung, Jawa Barat, dan telah menempuh pendidikan S2 di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, wilayah setara provinsi di China selatan, sejak 2015.

Pada 2016, Akademi Kesenian Guangxi mendirikan Gamelan Orchestra yang terdiri dari para guru dan siswa asal China. Randy kemudian diundang untuk menjadi kepala orkestra tersebut dan mengajar gamelan.

Pada 2018, setelah lulus, Randy dipekerjakan untuk mengajar di akademi itu. Selama beberapa tahun terakhir, terdapat total 56 mahasiswa pascasarjana mengikuti Randy untuk belajar gamelan.

"Gamelan merupakan bentuk musik nasional yang populer bagi masyarakat Indonesia. Acara-acara penting umumnya selalu melibatkan alat musik ini," kata Randy sebagaimana dilansir Xinhua.

Baca juga: Mengenal Gamelan Khas Jawa Tengah dan Yogyakarta

Menurut Randy, berbagai bagian dari gamelan Indonesia memiliki karakteristik tersendiri. Saat ini, terdapat beberapa universitas di Beijing, Shanghai, dan tempat-tempat lainnya di China yang menawarkan kursus gamelan Jawa Tengah, sementara lokakarya miliknya mengajarkan terutama gamelan Jawa Barat.

"Dalam mengajar, saya melihat antusiasme mahasiswa China, yang tertarik untuk belajar musik tradisional Indonesia, khususnya gamelan Jawa Barat," tutur Randy.

Dia mengatakan, pertukaran budaya dan seni antara China dan Indonesia menjadi lebih beragam, dan banyak orang China tertarik mempelajari alat musik nasional Indonesia.

Randy masih teringat ketika Indonesia menjadi negara tamu utama untuk China-ASEAN Music Week 2019 yang diselenggarakan di Nanning.

Saat itu, gamelan bersinar di pameran multikultural tersebut. Randy tampil memainkan gamelan bersama sejumlah tamunya dari Indonesia, memenangkan tepuk tangan meriah dari penonton.

Baca juga: Peringatan Hari Kartini di Moskow, Warga Rusia Main Gamelan dan Tarian Indonesia

Selama pameran, profesor universitas dari Bandung juga mempertunjukkan gamelan, membentuk "kelas sementara" dengan mahasiswa dan audiens untuk membahas keterampilan bermain gamelan.

Di China, gamelan telah dimasukkan dalam banyak kelas apresiasi musik sekolah dasar dan menengah.

Pada Maret tahun ini, Institut Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Nanning (Nanning Institute of Educational Science) meluncurkan Program Pendidikan Audio Kreatif China-ASEAN untuk mengeksplorasi integrasi serta pengembangan budaya musik dan seni antara China dan negara-negara Asia Tenggara.

Baru-baru ini, puluhan guru dari proyek ini datang ke lokakarya tersebut untuk mengikuti kelas musik gamelan Randy. Setelah tiga hari mengikuti pembelajaran di kelas itu, peserta dapat memainkan setidaknya satu instrumen dan melakukan ansambel band.

"Kami merasa gamelan, alat perkusi dengan warisan sejarah dan budaya yang mendalam, merupakan seni khas yang memengaruhi musik modern Barat," kata Mo Haibing, peneliti musik di Institut Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Nanning.

Baca juga: Dalang Ini Protes dengan Merusak Gamelan, Tak Bisa Pentas Saat Pandemi Jadi Penyebab

Dia berharap bahwa di masa depan, dengan mengandalkan sumber daya universitas dan pengajaran guru Indonesia, mereka dapat melaksanakan kursus pengajaran musik kreatif China-ASEAN untuk membangun pendidikan musik yang unik bagi anak-anak di Nanning.

Pada Mei, Randy kembali ke Nanning dari Indonesia setelah lebih dari setahun meninggalkan sekolah untuk pulang ke kampung halaman.

Selama merebaknya Covid-19, dia tidak dapat memberikan kursus praktik gamelan kepada para siswanya, tetapi hanya mengajarkan pelajaran teori dasar dari jarak jauh melalui tautan video.

Sekembalinya ke sekolah, dia tidak sabar untuk mengatur jadwal pengajaran praktik gamelan.

Baca juga: Kisah Ki Dalang Wartoyo, Rusak Gamelan sampai Jual Mobil karena Pandemi, Aksinya Direspons Gubernur hingga Menteri

"Selama tinggal di China, saya merindukan makanan rumahan, tetapi melihat begitu banyak orang menyukai budaya Indonesia, saya ingin bekerja lebih keras untuk menyebarkan dan mempromosikan alat musik tradisional dan budaya musik Indonesia," ungkap Randy.

 

Dia memadukan gamelan dengan alat musik tradisional China seperti seruling bambu, guzheng, dan erhu, serta menciptakan beberapa karya untuk dipertunjukkan.

Tujuannya tidak hanya untuk merasakan keindahan elemen musik yang berbeda, tetapi juga menarik lebih banyak orang untuk memperhatikan dan menyukai gamelan Indonesia.

Baca juga: Frustrasi Pandemi Tak Kunjung Berakhir, Dalang Boyolali Rusak Gamelan dengan Palu: Biar Didengar Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com