Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Burkina Faso Kembali Bunuh 10 Teroris dalam Operasi di Solhan

Kompas.com - 15/06/2021, 06:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

OUAGADOUGOU, KOMPAS.com - Tentara Burkina Faso pada Senin (14/6/2021) mengatakan bahwa pasukannya telah membunuh 10 "teroris" dalam operasi keamanan, setelah pembantaian paling mematikan dalam 6 tahun pemberontakan milisi.

Menurut pemerintah, lebih dari 7.000 orang telah melarikan diri dari Burkino Faso utara, setelah serangan di desa Solhan pada awal Juni yang menewaskan sedikitnya 132 orang.

Baca juga: 10 Teroris Tewas setelah Sergap Tim Patroli Burkina Faso

Sumber-sumber lokal menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 160 orang, seperti yang dilansir dari AFP pada Senin (14/6/2021).

Tentara mengatakan "sekitar 10 teoris" telah "dinetralkan" selama operasi di sekitar Solhan antara 7 dan 13 Juni.

"Unit-unit yang dikerahkan melakukan pengintaian ofensif serta operasi penyegelan dan pencarian yang memungkinkan mereka untuk menetralisir sekitar 10 teroris," ujarnya.

Baca juga: 130 Orang Dibantai di Burkina Faso, Pemerintah Salahkan Kelompok Ekstremis

Istilah "menetralisir" diartikan sebagai "membunuh" dalam konteks militer Afrika Barat.

"Sebuah alat peledak improvisasi juga ditemukan di sekitar Solhan dan dinetralkan oleh tim spesialis," kata militer Burkina Faso, seraya menambahkan bahwa "kendaraan, bahan bakar, dan berbagai peralatan lainnya disita".

"Operasi masih berlangsung," tambahnya.

Baca juga: 100 Warga Sipil Dibantai dalam Semalam, Serangan Paling Mematikan di Burkina Faso

Solhan terletak di "tiga daerah perbatasan", salah satu titik api paling berdarah dalam konflik jihad di wilayah Sahel, di mana perbatasan Burkina Faso, Mali dan Niger bertemu.

Serangan Solhan adalah yang paling mematikan sejak pemberontakan milisi Burkina Faso muncul pada 2015, menewaskan sedikitnya 1.400 orang dan memaksa sekitar satu juta orang meninggalkan rumah mereka.

Baca juga: UPDATE: 138 Orang Tewas Semalam akibat Dibantai Milisi di Burkina Faso

Negara Sahel telah dilanda serangan yang semakin brutal dalam beberapa tahun terakhir oleh kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan kelompok ISIS dan Al-Qaeda.

Perdana Menteri Christophe Dabire telah berjanji bahwa pembantaian itu "tidak akan dibiarkan begitu saja".

Baca juga: Kades Tewas Setelah Serangan Teroris di Burkina Faso

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com