Menurut para ahli K-Pop, BTS berbeda karena Big Hit memberikan artisnya kebebasan pribadi dalam berkarya.
Agensi itu melawan hasrat untuk menuliskan musik artisnya, atau lebih jauh menulis setiap gerakan mereka. Bahkan menolak mengatur kehadiran mereka di media sosial.
CEO Bang “merasa bahwa penampilan artis yang terlalu diatur oleh agensi menyakiti artis,” kata CedarBough Saeji, asisten profesor tamu di Indiana University Bloomington yang mengajar studi Korea melansir WSJ.
Pendekatan itu berbeda dengan cara yang dilakukan tiga agensi raksasa Korea Selatan (SM Entertainment, YG, JYP).
BTS sangat terlibat dalam penulisan, produksi, dan koreografi musik, video, dan tariannya, bahkan saat berkolaborasi dengan kru produksi internal, termasuk CEO Bang.
Sistem kreatif itu memberi mereka kredibilitas di kalangan penggemar musik, terutama di Barat, yang merasa banyak aksi K-Pop adalah “produk buatan.”
Baca juga: Korea Utara Sebut Grup Band K-pop Seperti Budak yang Dicuri Tubuh, Pikiran, dan Jiwa Mereka
Alasan utama anggapan otentisitas BTS adalah karena grup tersebut memiliki rapper yang terbukti keahliannya.
Secara historis, grup K-Pop telah menggabungkan beberapa hip-hop ke dalam campuran gaya pop, elektronik, dance, dan R&B mereka.
Tetapi BTS memiliki rapper penuh yang menulis lirik mereka sendiri.
“BTS memulai karir mereka sebagai band hip-hop independen, Awalnya mereka bukan ‘grup idol’ yang khusus dibentuk oleh agensi hiburan,” kata Lee Gyu-tag, asisten profesor antropologi di kampus Universitas George Mason di Korea Selatan kepada WSJ.
Menanjaknya BTS sesuai dengan semakin populernya hip-hop di Korea Selatan, di mana banyak penggemar kini mengharapkan rapper yang lebih terampil.
Di AS, sementara itu, rap sekarang mendominasi musik pop AS lebih dari sebelumnya, dengan bintang pop tradisional yang kurang akrab dalam gaya hip-hop menjadi tertinggal.
Baca juga: Unggah Foto Bersama Manekin Berpakaian Nazi, Bintang K-Pop Sowon GFriend Tuai Kecaman
Bintang K-Pop dan agensinya telah lama bekerja untuk menghadirkan citra ideal di media sosial.
BTS, sebaliknya, tidak mewakili "kesempurnaan yang senjang (dengan realita)," kata Saeji.
Salah satu tema terbesar mereka adalah perjalanan mereka hingga menjadi superstar, termasuk perjuangan mereka menghadapi ketenaran.
Mereka berbicara dan berbagi keprihatinan juga kekhawatiran sebagai kaum muda. Semua disampaikan tidak hanya melalui musik, tetapi juga dalam kegiatannya di “luar panggung.”
Salah satunya ditunjukkan dalam pidato pemimpin grup ini RM atau Kim Nam-joon di sela-sela pertemuan PBB pada 2018.
“Mereka mudah didekati dan rendah hati sepanjang karier mereka, dan tidak memposisikan diri di atas penggemar. Secara khusus, di antara isu-isu yang mereka bicarakan, penekanan BTS pada kesehatan mental dan mencintai diri sendiri, sangat menyentuh kaum muda,” tambah Saeji.