The news that remains were found at the former Kamloops residential school breaks my heart - it is a painful reminder of that dark and shameful chapter of our country’s history. I am thinking about everyone affected by this distressing news. We are here for you. https://t.co/ZUfDRyAfET
— Justin Trudeau (@JustinTrudeau) May 28, 2021
Temuan ini menjadi memunculkan keterkejutan, kesedihan, dan penyesalan bagi warga Kanada.
"Berita terkait temuan jasad di bekas sekolah asrama Kamloops menghancurkan hati saya," tulis Trudeau dalam tweet.
Menteri hubungan adat Kanada, Carolyn Bennett, mengakui sekolah itu adalah bagian dari kebijakan kolonial yang "memalukan".
Pemerintah berkomitmen untuk "mengenang jiwa-jiwa tak berdosa yang hilang", katanya.
Terry Teegee, kepala daerah British Columbia's Assembly of First Nations, menyebut penemuan situs kuburan semacam itu sebagai "pekerjaan mendesak" yang "menyegarkan kembali kesedihan dan kehilangan" komunitas di wilayah tersebut.
Pandangan tersebut digaungkan oleh kelompok adat lainnya, termasuk First Nations Health Authority (FNHA).
“Sayangnya, situasi ini tidak mengherankan dan menggambarkan dampak merusak dan abadi yang terus ditimbulkan oleh sistem sekolah asrama terhadap orang-orang First Nations, keluarga dan komunitas mereka,” tulis CEO-nya Richard Jock dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Erdogan Desak Paus Fransiskus Bantu Hentikan Pembantaian Israel di Gaza
Dari sekitar 1863 hingga 1998, lebih dari 150.000 anak adat diambil dari keluarganya dan ditempatkan di sekolah-sekolah ini.
Anak-anak seringkali tidak diizinkan untuk berbicara dengan bahasa mereka, atau untuk mempraktikkan budaya mereka. Banyak yang siswa diketahui mengalami kekerasan dan penganiayaan.
Sebuah komisi yang diluncurkan pada 2008 untuk mendokumentasikan dampak sistem ini menemukan bahwa sejumlah besar anak-anak adat tidak pernah kembali ke komunitas asalnya.
Laporan penting Kebenaran dan Rekonsiliasi, yang dirilis pada 2015, mengatakan bahwa kebijakan tersebut sama dengan "genosida budaya".
Pada 2008, pemerintah Kanada secara resmi meminta maaf atas sistem tersebut.
Proyek Anak Hilang mendokumentasikan kematian dan tempat pemakaman anak-anak yang meninggal saat bersekolah.
“Hingga saat ini, lebih dari 4.100 anak yang meninggal saat bersekolah di sekolah asrama telah diidentifikasi,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.