Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuburan Korban Perang Saudara Spanyol Digali untuk Diidentifikasi

Kompas.com - 26/05/2021, 15:04 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber CNN

MADRID, KOMPAS.com - Tim arkeolog forensik dan antropolog dari Cranfield University melakukan identifikasi identitas korban Perang Saudara Spanyol pada Selasa (25/05/2021).

Bekerja sama dengan tim dari Universitas Complutense Madrid (UCM) dan Mapas de Memoria, mereka menggali dan berusaha menemukan korban di pemakaman massal di Kota Almagro, Provinsi Ciudad Real.

Perang Saudara Spanyol, yang berlangsung dari 17 Juli 1936 hingga 1 April 1939, merupakan konflik antara kaum Nasionalis yang dipimpin Jenderal Francisco Franco melawan kaum Loyalis yang dipimpin Presiden Manuel Azaña dari Republik Spanyol Kedua.

Baca juga: Bashar Al-Assad Dipastikan Menang Pemilu Palsu Suriah meski Perang Saudara dan Kemiskinan Merajalela

Franco, yang memenangkan perang, lantas memimpin Spanyol sampai kematiannya pada tahun 1975.

Saat berkuasa, Franco beserta rezim nasionalismenya gencar melakukan ribuan eksekusi, menyusul sejumlah perang saudara yang terjadi di tahun-tahun pasca perang pertama, membuat banyak korban berguguran di berbagai lokasi di Spanyol.

Nicholas Márquez-Grant, pemimpin penggalian menyatakan, upaya pencarian dan identifikasi serupa juga sudah dilakukan di seluruh Spanyol dan berhasil mengidentifikasi identitas ribuan korban.

Dalam pencarian itu, selain mayat dalam kondisi wajar, peneliti juga menemukan beberapa mayat dengan luka tembak di kepala, potongan pakaian, dan barang pribadi seperti kancing, pensil, dan pulpen.

Menyusul penemuan itu, anggota keluarga korban yang berhasil teridentifikasi juga telah dihubungi. Harapannya, akan ada analisis DNA sehingga bisa membantu mencocokkan identitas dan memungkinkan penguburan jenazah yang tepat.

Beberapa anggota keluarga juga sudah mengunjungi pemakaman, di mana foto-foto para korban digantung oleh para peneliti.

Sementara itu, Maria Benito Sanchez, direktur tim ilmiah dari Fakultas Kedokteran Hukum di UCM yang juga ikut dalam pencarian menambahkan, kegiatan ini menggugah rasa kemanusiaan.

"Sebagai ahli antropologi forensik, kami memiliki tanggung jawab menempatkan ilmu kami untuk membantu melakukan pencarian. Para kerabat korban sudah melakukan pencarian sangat lama, saatnya kami membantu dengan ilmu yang kami miliki," ujar Sanchez dikutip CNN.

Rencananya, tim ini akan terus melakukan penggalian di situs di Kota Almagro hingga awal Juni tahun ini. Kemudian, analisis antropologi dan DNA untuk mengidentifikasi jenazah akan dilakukan hingga akhir tahun.

Pencarian ini sudah mendapat restu dari Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez, yang bahkan sudah berjanji mendukung penuh upaya penggalian dan identifikasi korban perang saudara ini.

Sejumlah pejabat pemerintahan juga sudah mengunjungi situs Almagro, memberi penghormatan sekaligus bentuk dukungan.

Baca juga: Jenderal Perancis Serukan Para Tentara Mengundurkan Diri atas Surat Perang Saudara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com