Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Larang Rakyatnya Potong Rambut Gaya Mullet dan Pakai Skinny Jeans

Kompas.com - 22/05/2021, 16:03 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un telah melarang rakyatnya berpenampilan gaya retro, seperti potongan rambut mullet dan pakai skinny jeans.

Keputusan Kim Jong Un itu karena khawatir gaya itu mencerminkan budaya Barat yang dapat mempengaruhi anak muda di dalam negerinya dan berdampak pada rezimnya.

Korea Utara hanya mengizinkan 15 model potongan rambut, menurut laporan Yahoo News yang mengutip editorial dari surat kabar Korea Utara, Rondong Sinmun.

Baca juga: Donald Trump Lebih Suka Kim Jong Un daripada Presiden Korea Selatan

"Kami harus waspada dengan tanda sekecil apa pun dari gaya hidup kapitalis dan harus berjuang untuk menyingkirkan itu," tulis surat kabar resmi Komite Sentral Partai Buruh Korea, seperti yang dilansir dari The Sun pada Sabtu (22/5/2021).

Kim Jong Un juga melarang rakyatnya menggunakan kaos yang menunjukkan kta-kata slogan, selain itu juga melarang tindik hidung dan bibir.

"Sejarah mengajarkan kami pelajaran penting bahwa sebuah negara bisa menjadi rentan dan akhirnya runtuh seperti tembok lembab, di luar faktor ekonomi dan pertahanan, hanya jika kita tidak berpegang teguh pada gaya hidup kita sendiri," lanjut pernyataan itu.

Baca juga: Pembelot Korea Utara Ini Takut Dipotong-potong oleh Kim Jong Un

Yonhap, kantor berita Korea Selatan mengatakan bahwa editorial itu dimaksudkan untuk memperingatkan kaum muda Korea Utara tentang gaya hidup "eksotis dan dekaden", menurut laporan Yahoo News.

Pelarangan item fesyen itu datang sebagai bagian dari undang-undang baru dari negara tersebut.

Larangan yang dimuat dalam UU tersebut termasuk melarang band K-pop Korea Selatan dalam upaya menghentikan pengaruh budaya asing di dalam negerinya.

Baca juga: Kim Jong Un Larang Obat China di Rumah Sakit Setelah Pejabat Senior Tewas

Orang nomor satu Korea Utara itu sebelumnya telah melarang obat-obatan China di rumah sakit Pyongyang, setelah seorang pejabat dilaporkan meninggal karena dosis cocarboxylase, obat buatan China.

Obatnya digunakan untuk merawat pasien yang menderita kelelahan.

Sementara itu pada Selasa (18/5/2021), Jenderal yang dipilih untuk memimpin pasukan Amerika di Korea mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ada kemungkinan melihat kesempatan untuk mendorong diplomasi dengan AS. 

Namun, tidak menutup kemungkinan juga mengambil "langkah-langkah koersif."

Baca juga: Kirim Selebaran Anti Kim Jong Un dengan Balon, Pembelot Korut Terancam Denda Ratusan Juta

"Tampaknya cukup mengingat semua hal lain yang sedang terjadi, tetapi saya tidak ragu bahwa musuh di utara (Korea Utara)...dia mencoba untuk melestarikan negaranya dan warisannya," kata Jenderal Angkatan Darat Paul LaCamera. Komite Angkatan Bersenjata Senat.

"Jika dikonfirmasi, salah satu hal yang harus saya pantau adalah semua kemampuan tempurnya, baik konvensional, nuklir, maupun tidak konvensional, yang menjadi ancaman bagi misi kami."

LaCamera mencatat bahwa Kim telah sesumbar tentang senjata barunya, termasuk rudal balistik antarbenua yang mampu menyerang AS, baru-baru ini.

Baca juga: Kim Jong Un Eksekusi Pejabat Korea Utara yang Beli Alat Medis Murah dari China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com