NEW DELHI, KOMPAS.com - Di India viral tagar dukungan untuk Israel seperti #ISupportIsrael, #IndiaWithIsrael, #IndiaStandsWithIsrael, dan #IsraelUnderFire di media sosial sepekan terakhir.
Bersamaan dengan itu, banyak yang menyebut Palestina "teroris", label yang digunakan oleh Israel untuk kubu rivalnya, sebagaimana yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (18/5/2021).
Pada Sabtu malam waktu setempat (18/5/2021), #PalestineTerrorists menjadi salah satu tren teratas di Twitter di negara Asia Selatan.
Baca juga: Peran Media Sosial Pengaruhi Konflik Palestina dan Israel
Dukungan untuk Israel telah diperkuat di media sosial, terutama di Twitter dan Instagram, oleh anggota teratas Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di bawah Perdana Menteri India Narendra Modi.
Pada 12 Mei, anggota parlemen BJP Tejasvi Surya, melontarkan pernyataan di Twitter, "Kami bersama Anda. Tetap kuat, Israel."
Tweet-nya adalah tanggapan atas unggahan dari Kementerian Luar Negeri Israel, yang disukai hampir 50.000 kali dan di-retweet hampir 13.000 kali.
Menurut data Al Jazeera pada Selasa (18/5/2021), hasil betrokan keras Israel-Hamas setidaknya 212 warga Palestina termasuk 61 anak-anak tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka dalam sepekan serangan udara Israel yang intens di Gaza.
Di Tepi Barat yang diduduki, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 19 warga Palestina, yang memprotes pengusiran paksa keluarga Palestina dari rumah mereka.
Sementara, setidaknya 10 orang Israel juga tewas dalam roket yang ditembakkan oleh Hamas dari Gaza.
Baca juga: Israel Luncurkan Serangan Artileri ke Lebanon untuk Balas Hezbollah Pendukung Palestina
Juru bicara BJP dari kota Chandigarh di India utara, Gaurav Goel, secara teratur mengirim tweet untuk mendukung Israel.
Pada Jumat (14/5/2021) dia mengunggah tweet gambar pasukan Israel, sambil berkata, "Orang Israel yang terhormat, Anda tidak sendiri, kami orang India berdiri teguh dengan Anda."
Tweet itu disukai 3.600 kali.
Hardik Bhavsar, seorang pengguna Twitter yang diikuti oleh 134.000 orang termasuk Perdana Menteri Modi dan Menteri Dalam Negeri Shah.
Pada Sabtu (15/5/2021), Bhavsar membagikan video menara bertingkat tinggi yang menampung kantor-kantor media, termasuk Al Jazeera dan Associated Press, hancur dalam pemboman Israel.
“Selamat Dipawali kaum liberal. #IndiaStandWithIsrael," cuitnya, yang diyakini sebagai sindiran kepada orang-orang liberal India yang menentang militerisme Israel, mengacu pada Dipawali, sebuah festival cahaya Hindu.
Tweet itu disukai hampir 3.000 kali.
Wartawan dan penulis India Rana Ayyub pada Minggu (15/5/2021) menulis bahwa saat mengecek sebagian besar tweet dengan tagar #IndiaStandWithIsrael, benang merah yang muncul adalah "kebencian mendalam terhadap Muslim dan haus darah untuk melihat Muslim dibantai dan menunjukkan tempat mereka".
“Sebagian besar diikuti oleh satu atau lebih menteri BJP atau PM sendiri,” tambahnya.
Srinivas Kodali, seorang penulis dan peneliti yang bekerja di bidang data, pemerintahan dan internet, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ada bagian dari kelompok Hindu yang terpolarisasi, yang mendukung tindakan Israel terhadap Palestina semata-mata karena Muslim dianiaya.
"Kebencian mereka terhadap Muslimlah yang membuat mereka mendukung tindakan Israel," kata Kodali.
India secara historis mendukung penentuan nasib Palestina merdeka sebagai bagian dari solidaritas anti-kolonial, setelah kemerdekaannya dari pemerintahan Inggris pada 1947.
India adalah negara non-Arab pertama yang mengakui Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai "satu-satunya perwakilan sah rakyat Palestina".
Kantor PLO didirikan di New Delhi pada 1975.
India mengeluarkan perangko peringatan pada 29 November 1981, untuk menandai hari solidaritas internasional dengan rakyat Palestina.
Evolusi kebijakan Palestina di India dimulai pada hari-hari sebelum kemerdekaan, ketika kaum nasionalis India memandang orang-orang Palestina sebagai sesama "saudara dalam perbudakan".
Pejuang kemerdekaan India, Mahatma Gandhi pernah mengatakan pada 1938, "Palestina adalah milik orang Arab, dalam arti yang sama bahwa Inggris adalah milik Inggris atau Perancis milik Perancis."
Baca juga: Palestina Terkini: Dibombardir Israel, 213 Orang Tewas Termasuk 61 Anak-anak
Bangsa Asia Selatan mengakui Israel ebagai negara pada 1950, tetapi baru menjalin hubungan diplomatik pada 1992.
Sejak itu, hubungan mereka telah berkembang pesat, dengan pertahanan menjadi pilar utama mereka.
India saat ini adalah pembeli produk pertahanan terbesar Israel, menyumbang 46 persen dari ekspor senjata Israel.
Hubungan India dan Israel telah menguat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, terutama di bawah pemerintahan Narendra Modi dan rekannya, Benjamin Netanyahu.
Pada Juli 2017, Modi, menganggap Netanyahu salah satu di antara "teman-temannya". Ia menjadi perdana menteri India pertama yang mengunjungi Israel.
“Kebijakan India (terhadap Israel) bergeser pada 1991. Hal itu berkaitan dengan keinginan (India) untuk menjadi sekutu di bawah AS,” kata Vijay Parshad, editor dari Letters to Palestine: Writers Respond to War and Occupation.
Baca juga: Israel-Palestina Hari Ini: Serangan Terparah di Gaza, DK PBB Rapat Darurat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.