Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2021, 08:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Ribuan pengunjuk rasa berdemo menyuarakan dukungannya untuk Palestina, pada Sabtu (15/5/2021) di kota-kota besar Eropa termasuk London, Berlin, Madrid, dan Paris.

Di London beberapa ribu demonstran membawa plakat bertuliskan "Hentikan Pengeboman Gaza" dan nyanyian "Bebaskan Palestina" di Marble Arch dekat Taman Hyde untuk menuju Kedutaan Besar Israel.

Massa juga tampak berkumpul di sepanjang Kensington's High Street tempat Kedubes Israel berada.

Baca juga: Konflik Memanas, Palestina dan Israel Saling Balas Serangan di Udara dan Laut

Penyelenggara unjuk rasa mengklaim jumlah pedemo sebanyak 100.000 orang, tetapi polisi London tidak bisa memastikan angkanya.

"Mereka tersebar di daerah yang luas sehingga tidak mungkin menghitungnya," kata juru bicara Kepolisian Metropolitan dikutip dari AFP.

Sementara itu di Madrid sekitar 2.500 orang yang kebanyakan anak muda berbendera Palestina, berjalan ke alun-alun Puerta del Sol di pusat kota.

"Ini bukan perang, ini genosida," teriak mereka.

"Mereka membantai kami," kata Amira Sheikh-Ali (37) asal Palestina.

"Kami berada dalam situasi ketika Nakba terus berlanjut di pertengahan abad ke-21," katanya mengacu pada masa ketika Israel didirikan pada 1948 dan ratusan ribu orang Palestina diusir atau melarikan diri ke luar negeri.

Baca juga: Mengenal Nakba, Tragedi Pengusiran Warga Palestina Setelah Israel Berdiri

Kemudian di Berlin dan kota-kota Jerman lainnya, tiga demo dilakukan di distrik kelas pekerja Neukoelln kawasan sejumlah besar orang keturunan Turki dan Arab.

Para pedemo menyuarakan dukungannya untuk Palestina atas konflik yang semakin parah dengan Israel, di Hermannplatz Berlin, Jerman, pada Sabtu (15/5/2021).AFP PHOTO/STEFANIE LOOS Para pedemo menyuarakan dukungannya untuk Palestina atas konflik yang semakin parah dengan Israel, di Hermannplatz Berlin, Jerman, pada Sabtu (15/5/2021).
Para demonstran meneriakkan "Boikot Israel" dan melemparkan batu paving serta botol ke arah polisi, yang berujung beberapa penangkapan.

Demo lainnya digelar di Frankfurt, Leipzig, dan Hamburg.

Pada Selasa (11/5/2021) bendera Israel dibakar di depan dua sinagog di Bonn dan Muenster.

Lalu di Paris polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa pro-Palestina yang berdemo meski dilarang aparat.

"Anda ingin melarang saya menunjukkan solidaritas dengan orang-orang saya, meski desa saya sedang dibom?" kata Mohammed (23) yang mengenakan kaus bertuliskan Free Palestine kepada AFP.

Unjuk rasa itu dilarang pada Kamis (13/5/2021) karena dikhawatirkan mengulang kerusuhan 2014 di Paris, ketika demonstran menyerang sinagog dan situs-situs Yahudi serta Israel lainnya.

Namun tidak ada insiden yang dilaporkan saat ribuan orang berunjuk rasa di kota Perancis lainnya seperti Montpellier, Toulouse, dan Bordeaux.

Demo Palestina di Eropa juga dilakukan di Athena, Yunani. Sekitar 500 orang turun ke jalan dan ditanggapi polisi dengan meriam air setelah terjadi perkelahian kecil antara pedemo dengan aparat di depan Kedubes Israel.

Baca juga: Kenapa Palestina Tidak Punya Tentara?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kisah Perang Dunia II: Serdadu Australia Mengebom Kapal Jepang di Singapura

Kisah Perang Dunia II: Serdadu Australia Mengebom Kapal Jepang di Singapura

Global
Di Balik Batalnya 'Government Shutdown' di AS...

Di Balik Batalnya "Government Shutdown" di AS...

Global
Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya 'Government Shutdown'

Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya "Government Shutdown"

Global
Ponselnya Ketinggalan, 2 Pencuri Ini Balik ke Toko lalu Ditangkap Polisi

Ponselnya Ketinggalan, 2 Pencuri Ini Balik ke Toko lalu Ditangkap Polisi

Global
Drone Ukraina Serang Belgorod, Bryansk, Smolensk, dan Krasnodar di Rusia

Drone Ukraina Serang Belgorod, Bryansk, Smolensk, dan Krasnodar di Rusia

Global
Ledakan Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Turkiye, 2 Polisi Luka-luka

Ledakan Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Turkiye, 2 Polisi Luka-luka

Global
Azerbaijan Klaim Tentaranya Tewas Ditembak Sniper Armenia

Azerbaijan Klaim Tentaranya Tewas Ditembak Sniper Armenia

Global
Parlemen AS Batal Tutup, Biden Minta Kongres Segera Setujui Bantuan ke Ukraina

Parlemen AS Batal Tutup, Biden Minta Kongres Segera Setujui Bantuan ke Ukraina

Global
Banjir Telah Surut, Tapi Kemarahan Warga New York Belum Mereda

Banjir Telah Surut, Tapi Kemarahan Warga New York Belum Mereda

Global
Topi Moonwalk Ikonik Michael Jackson Akan Dilelang Hingga Rp 1,6 Miliar

Topi Moonwalk Ikonik Michael Jackson Akan Dilelang Hingga Rp 1,6 Miliar

Global
Apple Identifikasi Penyebab Panas Berlebih pada iPhone 15

Apple Identifikasi Penyebab Panas Berlebih pada iPhone 15

Global
China: AS Adalah Kekaisaran Kebohongan yang Sesungguhnya

China: AS Adalah Kekaisaran Kebohongan yang Sesungguhnya

Global
Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: Korban Tewas Jadi 59, Ada Dugaan Keterlibatan Intelijen India

Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan: Korban Tewas Jadi 59, Ada Dugaan Keterlibatan Intelijen India

Global
Rangkuman Hari ke-584 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Sapa Penduduk Daerah Aneksasi | Ukraina Hancurkan 30 Drone Rusia

Rangkuman Hari ke-584 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Sapa Penduduk Daerah Aneksasi | Ukraina Hancurkan 30 Drone Rusia

Global
[UNIK GLOBAL] Lansia Timbun 3 Ton Sampah di Rumah Selama 3 Tahun | Domba Yunani Santap Ganja

[UNIK GLOBAL] Lansia Timbun 3 Ton Sampah di Rumah Selama 3 Tahun | Domba Yunani Santap Ganja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com