Pemerintah setempat percaya bahwa jasad tersebut adalah pasien Covid-19.
Penduduk desa setempat takut penyakit itu dapat menyebar lebih jauh setelah anjing terlihat berkeliaran di dekat mayat.
Menurut laporan media yang mengutip pejabat lain, beberapa mayat pada Selasa (11/5/2021) sebagian dibakar. Tapi korban itu dilaporkan tidak dikremasi dengan benar.
Baca juga: Bagi Pakar India Ini, Obat Covid-19 adalah Ejaan yang Buruk
Bihar dan Uttar Pradesh adalah dua negara bagian termiskin di India dan rumah bagi sekitar 370 juta orang.
Janardhan Singh Sigriwal, Anggota Parlemen Bihar untuk partai BJP yang berkuasa di negara itu, mengklaim para korban virus corona dibuang oleh pengemudi ambulans dari jembatan.
Sementara itu, petugas di distrik Katihar membuka penyelidikan, setelah video jenazah yang dibuang oleh staf rumah sakit beredar secara online.
Seorang tokoh senior dari rumah sakit setempat diminta melapor ke otoritas lokal pada hari berikutnya, untuk menjelaskan insiden tersebut.
Kemudian diketahui bahwa hal itu terjadi karena jenazah korban virus corona tidak diklaim.
Staf rumah sakit disebut berusaha “menyingkirkan” mayat-mayat itu dengan cepat, daripada harus melakukan upacara terakhir secara lengkap, yang melibatkan penguburan atau kremasi.
Cerita mengerikan itu terjadi di tengah meningkatnya tekanan pada Perdana Menteri India Narendra Modi untuk menyerukan penguncian nasional.
Langkah itu diharapkan akan memerangi varian baru yang menyebar dengan cepat. Saran ini juga digaungkan oleh Penasihat Penyakit Menular Gedung Putih Amerika Serikat, Anthony Fauci yang memperingatkan, “Anda (India) harus ditutup.”
“Saya yakin beberapa negara bagian India telah melakukan itu. Tetapi Anda perlu memutus rantai penularan. Dan salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menutup wilayah (seluruhnya),” kata Fauci kepada ABC pada Minggu (9/5/2021).
Baca juga: Makin Menyebar, Varian Covid-19 India Ada di 44 Negara
Negara bagian Assam di timur laut dikhawatirkan menjadi pemantik infeksi baru, dengan kasus menyebar lebih cepat daripada wilayah mana pun di negara itu.
Kasus di Assam mulai meningkat sebulan lalu. Rata-rata mingguan tujuh hari di negara bagian itu, menurut angka resmi pada 9 Mei mencapai lebih dari 4.700 kasus.
Tetapi model yang dijalankan oleh University of Michigan, yang memprediksi penyebaran kasus saat ini sebelum benar-benar terdeteksi, mengatakan infeksi di Assam kemungkinan besar terjadi secepat tempat lain di negara itu.
Kondisinya diperburuk dengan pemilihan umum baru-baru ini di negara bagian itu, dan demonstrasi politik besar-besaran.
Para pejabat di Assam berlomba untuk bersiap menghadapi lonjakan virus, karena serangan serupa pada infeksi telah membanjiri rumah sakit di negara bagian India yang jauh lebih kaya.
"Kami menambah 1.000 tempat tidur seminggu untuk mempersiapkan diri jika kasusnya membengkak," kata Dr Lakshmanan S, direktur Misi Kesehatan Nasional di Assam.
Rumah sakit terbesar yang dikelola pemerintah di negara bagian itu, Rumah Sakit Perguruan Tinggi Kedokteran Guwahati, telah melipatgandakan jumlah tempat tidur perawatan intensif menjadi 220.
Pejabat kesehatan sedang membangun 200 lagi di tempat parkir rumah sakit.