JENEWA, KOMPAS.com - Panel Independen untuk Kesiapsiagaan dan Respons Pandemi (IPPPR) dalam laporan, yang dirilis Rabu (12/5/2021), membuat beberapa rekomendasi tentang bagaimana menangani pandemi saat ini.
IPPPR diketuai bersama oleh mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark, dan mantan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, seorang penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2011.
Baca juga: Panel Ahli Internasional: Besarnya Bencana Pandemi Covid-19 Seharusnya Dapat Dicegah
Negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mei tahun lalu meminta Laporan dari panel ahli internasional ini.
Laporan yang akhirnya dirilis pada Rabu (12/5/2021) berjudul “Covid-19: Make it the Last Pandemic”, berpendapat bahwa sistem alarm global perlu dirombak untuk mencegah bencana serupa.
Berikut rekomendasi yang diajukan berdasarkan laporan “: Make it the Last Pandemic” tersebut seperti dilansir Daily Mail pada Rabu (12/5/2021).
Untuk mengatasi pandemi saat ini, panel itu meminta negara-negara terkaya untuk menyumbangkan satu miliar dosis vaksin kepada yang termiskin.
Negara kaya dan divaksinasi dengan baik harus menyediakan itu untuk 92 wilayah termiskin dalam skema Covax.
Secara spesifik untuk mengakhiri pandemi, negara-negara kaya perlu menyediakan paling tidak 1 miliar vaksin Covid-19 kepada yang termiskin di dunia pada September.
“Kemudian dua miliar lagi pada akhir 2022,” para ahli menambahkan.
WHO dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) juga harus meminta negara-negara penghasil vaksin besar dan produsen, untuk menyetujui lisensi sukarela dan transfer teknologi untuk vaksin Covid-19.
“Jika tindakan tidak terjadi dalam tiga bulan, pengabaian ... atas hak kekayaan intelektual (vaksin) harus segera diberlakukan.”
Baca juga: WHO: Infeksi Covid-19 Dunia 2 Minggu Terakhir Lebih Banyak dari 6 Bulan Pertama Pandemi
Negara-negara industri G7 harus membayar 60 persen dari 19 miliar dollar AS (Rp 269,7 triliun).
“(dana itu) akan digunakan untuk mendanai vaksin, diagnostik, dan terapeutik melalui program Access to Covid Tools Accelerator WHO pada 2021,” tambah mantan Perdana Menteri Selandia Baru.
Negara-negara G20 lainnya harus menyediakan sisanya. G20 harus menciptakan Fasilitas Pembiayaan Pandemi Internasional.
Dana itu diharapkan mampu membelanjakan 5-10 miliar dollar AS (Rp 70-141 triliun) setahun untuk kesiapsiagaan.