Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di India Melonjak Parah, WHO Sebut Ini Penyebabnya...

Kompas.com - 28/04/2021, 05:43 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pertemuan massal, rendahnya tingkat vaksinasi, dan varian baru virus corona yang ganas menyebabkan kasus Covid-19 di India melonjak parah.

WHO menyebutkan, kombinasi ketiga penyebab tersebut menjadi "badai sempurna" yang membuat gelombang kedua Covid-19 yang mematikan di India.

Juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, pada Selasa (27/4/2021), memperingatkan agar India tidak menyalahkan varian baru virus corona sebagai satu-satunya penyebab tsunami Covid-19 yang melanda dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] India Tebang Pohon Taman untuk Kremasi Korban Covid-19| Video Nyanyian “Sampai Jumpa” Awak KRI Nanggala-402 Diberitakan Dunia

Jasarevic menyatakan bahwa perilaku berpuas diri terhadap capaian berkurangnya kasus Covid-19 juga telah memainkan peran dalam mendorong sistem perawatan kesehatan negara itu berada di ambang kehancuran.

Satu varian baru virus corona yang ditemukan beredar di India, B.1.617 yang memiliki dua mutasi, dianggap lebih menular, menurut beberapa laporan sains dan anekdot awal dari dokter di garis depan.

“Sejauh mana perubahan virus corona yang bertanggung jawab atas pesatnya peningkatan kasus di negara ini masih belum jelas, karena ada faktor lain, seperti pertemuan besar baru-baru ini yang mungkin telah berkontribusi pada peningkatan kasus tersebut,” kata Jasarevic, seperti dilansir The Guardian pada Selasa (27/4/2021).

Baca juga: Covid-19 Bobol Sistem Kesehatan India, Panik Pun Melanda


Kepanikan

WHO juga mengatakan, ada tekanan yang tidak perlu diberikan pada sistem perawatan kesehatan India, oleh orang-orang yang pergi ke rumah sakit dalam keadaan panik, ketika mereka dapat pulih dari Covid-19 di rumah.

Jasarevic menekankan bahwa hanya sekitar 15 persen pasien Covid-19 di India yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

India mencatat satu hari lagi dengan kasus baru Covid-19 lebih dari 300.000 dan 2.771 kematian baru pada Selasa (27/4/2021).

Namun, para ahli kesehatan yakin jumlah korban resmi jauh lebih tinggi karena negara bagian padat penduduk, seperti Uttar Pradesh dan Gujarat dituduh kurang menghitung kematian dan kasus Covid-19.

Dengan laboratorium pengujian Covid-19 yang kewalahan di kota-kota, seperti Delhi, banyak orang dengan gejala tidak dapat melakukan tes.

Tingkat positif Covid-1-9 di Delhi terus meningkat hingga lebih dari 35 persen, sedangkan di Kota Kolkata di Benggala Barat, negara bagian yang masih melalui pemilihan negara bagian yang sangat dikritik, dokter melaporkan hampir 50 persen.

Baca juga: Tsunami Corona di India: 117 Orang Meninggal Per Jam, Anak Buang Ibunya di Jalan

Bantuan

WHO juga merupakan bagian dari upaya internasional yang berkembang untuk membawa bantuan ke India, karena negara tersebut telah dilumpuhkan oleh kekurangan oksigen dan peralatan medis yang akut.

Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan akan mengirim 4.000 konsentrator oksigen ke India dan mengerahkan lebih dari 2.000 ahli di India untuk upaya tanggap pandemi.

“Situasi di India sangat memilukan,” kata Tedros. “WHO melakukan semua yang kami bisa.”

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com