Lockdown Nepal sudah diberlakukan bulan lalu di kota-kota besar dan kecil. Negara tetangga India ini juga secara total menghentikan penerbangan domestik dan internasional minggu lalu.
Pemerintah telah berjanji beberapa kali untuk meningkatkan jumlah tempat tidur rumah sakit dan meningkatkan perawatan dan tindakan pencegahan. Namun, belum ada perubahan signifikan terjadi di lapangan.
Kampanye vaksin Nepal dimulai pada Januari dengan 1 juta dosis suntikan AstraZeneca yang disumbangkan oleh India.
Tetapi kampanye vaksin ditangguhkan, karena penolakan India untuk mengizinkan ekspor vaksin setelah situasi dalam negerinya sendiri krisis memburuk.
Vaksinasi dilanjutkan ketika China menyumbangkan 800.000 dosis, dan Nepal sedang bernegosiasi dengan Rusia untuk pasokan suntikan Sputnik V.
Para ahli khawatir jika lonjakan itu tidak dikendalikan, Nepal dapat menghadapi keadaan darurat dalam skala yang lebih buruk daripada yang dihadapi India saat ini.
Negara berpenduduk 31 juta orang itu hanya memiliki 1.595 tempat tidur perawatan intensif dan 480 ventilator, menurut rencana tanggap Covid-19 pemerintah.
Data juga menunjukkan ada kekurangan dokter. Hanya ada 0,7 dokter per 100.000 orang dibandingkan dengan 2,8 di Inggris dan kurang dari 0,9 di India.
“Apa yang terjadi di India saat ini adalah ‘preview' mengerikan dari masa depan Nepal, jika kita tidak dapat menahan lonjakan Covid-19 terbaru yang merenggut lebih banyak nyawa dari menit ke menit,” kata Ketua Palang Merah Nepal, Dr Netra Prasad Timsina.
Menurutnya setiap upaya sedang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa saat ini di seluruh Nepal, dengan peningkatan perawatan medis.
Tim kesehatan sukarelawan Palang Merah Nepal juga mengurangi rekor infeksi dengan membantu pengujian, vaksinasi. Termasuk mengimbau protokol kesehatan mulai dari mencuci tangan, memakai masker, dan mengisolasi orang yang terinfeksi.
“Sangat menyedihkan melihat bahwa orang tidak dapat mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang mereka cintai, ketika kremasi mencapai rekor setelah varian baru corona, yang menyerang orang-orang dari segala usia di Nepal.''
Baca juga: Bawa 2.000 Dosis Vaksin AstraZeneca ke Nepal, Pangeran Bahrain Diinvestigasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.