Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian akibat Covid-19 di India Bisa Berlipat Ganda Beberapa Pekan ke Depan

Kompas.com - 05/05/2021, 11:17 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com – Tsunami Covid-19 di India berpotensi memburuk dalam beberapa pekan mendatang.

Beberapa permodelan memproyeksikan, jumlah kematian akibat virus corona di India bisa bertambah dua kali lipat dari jumlah kematian saat ini.

Sebuah tim di Indian Institute of Science di Bangalore menggunakan permodelan matematika untuk memprediksi angka kematian akibat Covid-19 di India.

Baca juga: India-Inggris Bakal Berkolaborasi Mengembangkan Jet Tempur

Dari hasil permodelan tersebut, jumlah kematian di India dapat mencapai 404.000 kematian pada 11 Juni jika angka kematian harian di India masih terus meninggi.

Permodelan lain dari Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington memperkirakan, jumlah kematian akibat Covid-19 di India akan mencapai 1 juta kematian pada akhir Juli.

Melansir Business Standard, Rabu (5/5/2021) permodelan tersebut mencerminkan bahwa India perlu meningkatkan langkah-langkah kesehatan masyarakat.

Pada Selasa (4/5/2021) India melaporkan 357.229 kasus virus corona terbaru. Jumlah tersebut menjadikan kasus Covid-19 di India sejak pandemi dimulai melampaui 20 juta kasus.

Baca juga: Muncul Varian Covid-19 dari India, Singapura Perketat Pembatasan

Sementara itu, jumlah kematian akibat virus corona di India sejak pandemi dimulai sebanyak 222.408 jiwa.

Dalam beberapa pekan terakhir, antrean panjang di luar krematorium dan rumah sakit menjadi gambaran betapa seriusnya krisis Covid-19 di India.

“Empat hingga enam pekan ke depan akan menjadi sangat, sangat sulit bagi India,” kata Ashish Jha, Dekan Brown University School of Public Health.

Kementerian Kesehatan India mengatakan pada Senin (3/5/2021) bahwa di sekitar 12 negara bagian menunjukkan tanda-tanda awal bahwa jumlah infeksi harian mulai meningkat.

Baca juga: Akun Resmi Partai Komunis China Bandingkan Peluncuran Roket dengan Kremasi Massal India

Krisis Covid-19 di India yang berkepanjangan berpotensi merusak popularitas Perdana Menteri India Narendra Modi.

Pandemi juga memperlambat atau membalikkan pemulihan India dari resesi ekonomi tahun lalu.

Bloomberg Economics bahkan menurunkan proyeksi pertumbuhan perekonomian India dari yang sebelumnya 12,6 persen menjadi 10,7 persen.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, sejak Maret, negara di Asia Selatan itu sudah mencatatkan sekitar delapan juta kasus virus corona baru.

Baca juga: Covid-19 India: Kisah Tukang Bajaj Jadi Ambulans Dadakan, Gratis dan Ada Tabung Oksigen

Banyak pihak menilai gelombang kedua ini terjadi selain karena mutasi ganda, juga disebabkan ketidakbecusan pemerintah.

Mereka menyalahkan pemerintah yang memperbolehkan kampanye politik maupun festival keagamaan pada awal tahun.

Tsunami virus corona di India melumpuhkan sistem kesehatan, membuat rumah sakit kehabisan ranjang perawatan maupun oksigen.

Baca juga: Update Covid-19 di India: Total Kasus Melewati 20 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com