NEW DELHI, KOMPAS.com - Fasilitas kesehatan india kewalahan tertekan gelombang kedua Covid-19. Pasokan tempat tidur, oksigen, dan tenaga medis yang terbatas, membuat hanya beberapa pasien bisa diterima rumah sakit.
Namun mereka yang dapat tempat nyatanya juga tidak bisa dikatakan “beruntung.”
Situasi di dalam rumah sakit tidak lebih menenangkan dari pada pemandangan di luar. Tenaga medis minim, hanya orang mati terlihat bergelimpangan di sekitar.
Dalam kondisi hamil 7 bulan, Goldi Patel (25 tahun) masih dirundung rasa khawatir, meski suaminya Sadanand Patel (30 tahun) masih mendapat pasokan oksigen.
Masalahnya tanpa obat untuk mengobati infeksi paru-paru suaminya, kerusakan telah menyebar ke 80 persen paru-paru Sadanand, menurut hasil CT scan.
“Setiap kali dia duduk, dia mulai terbatuk-batuk dengan keras dan rasa sakit menjalar di dadanya,” katanya melansir CNN pada Senin (3/5/2021).
Dia mengaku suaminya mendapat makanan, air dan oksigen dari rumah sakit, tetapi hanya sedikit obat disediakan.
Staf rumah sakit baru memberinya antibiotik setelah dia memberi tahu staf bahwa dia akan bunuh diri.
Pada Jumat (30/5/2021), Goldi akhirnya pergi mencari obat sendiri lalu membawanya ke pusat Covid-19 tempat suaminya dirawat.
"Bersamaan dengan oksigen, perawatan sama pentingnya. Anda tidak bisa hanya hidup dengan harapan jika mendapat oksigen Anda akan baik-baik saja," keluh Sadanand, yang merupakan pencari nafkah tunggal bagi keluarga mereka.
Dr Chandrasekhar Singha, mengatakan pasien dengan infeksi pada 80 persen paru-paru mereka seharusnya perlu dirawat infeksinya dengan antivirus, steroid dan antibiotik, selain dengan oksigen.
"Dengan memberi oksigen Anda mengulur waktu," kata konsultan utama senior dalam perawatan kritis pediatrik di Rumah Sakit Anak-anak Madhukar Rainbow di New Delhi itu.
Namun secara umum dia menambahkan jika infeksi mencapai 80 persen maka kondisinya "tidak terlihat baik"
Setiap dua atau tiga jam, Goldi menelpon suaminya. Mereka hanya berbicara selama beberapa menit sebelum napas suaminya menjadi sesak.
"Rasanya berbahaya. Saya tidak ingin membuatnya berbicara terlalu banyak. Saya tegang sepanjang hari," ujarnya.