Video yang dirilis oleh Park menunjukkan dia melepaskan balon dengan selebaran menuju langit yang gelap.
Ia terlihat berdiri dengan tanda yang sebagian berbunyi, "Dunia mengutuk Kim Jong Un yang tergila-gila dengan provokasi nuklir dan roket."
Di Parlemen Seoul, anggota parlemen yang mendukung kebijakan keterlibatan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Korea Utara memegang tiga per lima supermajority. Ini mulai berlaku pada akhir Maret.
Korea Selatan sebelumnya melarang kegiatan semacam itu hanya selama masa-masa sensitif.
Baca juga: Pembelot Korea Utara Ini Takut Dipotong-potong oleh Kim Jong Un
Pada 2014, Korea Utara menembaki balon propaganda yang terbang menuju wilayahnya dan Korea Selatan membalas tembakan. Tidak ada korban jiwa.
Selama KTT dua negara pada 2018, Moon dan Kim setuju untuk menghentikan perang psikologis gaya Perang Dingin dan mengurangi permusuhan.
Adik perempuan Kim yang populer, Kim Yo Jong, tahun lalu dengan marah menuntut Korea Selatan melarang selebaran itu. Dia menyebut pembelot Korea Utara yang terlibat di dalamnya "sampah masyarakat" dan "anjing liar".
Terlepas dari undang-undang tersebut, hubungan antara dua Korea tetap tegang, di tengah macetnya diplomasi nuklir yang meluas antara Pyongyang dan Washington.
Korea Utara telah membuat serangkaian pernyataan mengejek terhadap Seoul. Termasuk Kim Yo Jong menyebut Moon sebagai "burung beo yang dibesarkan oleh Amerika," kritik Presiden Korea Selatan mengkritik peluncuran rudal Korea Utara baru-baru ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.