NAIROBI, KOMPAS.com - Seorang dokter di Kenya yang menentang keras vaksin virus corona meninggal karena Covid-19.
Dokter bernama Stephen Karanja itu selama berminggu-minggu mengatakan tidak perlu suntikan vaksin Covid-19, dan sebaliknya menganjurkan obat hirup uap serta tablet hidroksiklorokuin.
Dr Karanja merupakan dokter kandungan dan ginekolog. Ia meninggal pada Kamis (29/4/2021), seminggu setelah dirawat di rumah sakit karena komplikasi akibat Covid-19.
Baca juga: Tak Bisa Selamatkan Pasien Covid-19, Dokter di India Dipukuli Kerabatnya
Sebelumnya dalam surat tertanggal 3 Maret 2021 Dr Karanja mengatakan, ada obat yang dipakai kembali dan digunakan secara efektif untuk mengobati Covid-19.
"Kami juga tahu bahwa vaksinasi untuk penyakit ini sama sekali tidak perlu sehingga membuat tindakannya mencurigakan."
Dia lalu mendatangi berbagai forum untuk menganjurkan pengobatan alternatif, termasuk inhalasi uap dan obat seperti hidroksiklorokuin dan Ivermectin, yang belum disetujui WHO untuk mengobati Covid-19.
BBC pada Sabtu (1/5/2021) mewartakan, Dr Karanja juga bertentangan pendapat dengan gereja Katolik atas keamanan vaksin corona.
Baca juga: Berusia 88 Tahun, Dokter Ini Harus Terus Kerja karena 2 Anaknya Sudah Tua
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun turut menentang klaim penolakan Dr Karanja.
"(Vaksin) yang didistribusikan di Kenya sudah ditinjau dan ditemukan aman, tidak hanya dengan proses yang ketat dari WHO tetapi juga oleh beberapa otoritas regulasi yang ketat," kata WHO pada Maret.
Dr Karanja termasuk juru kampanye anti-aborsi terkemuka dan sempat hadir di pengadilan pada 2018 sebagai saksi ahli, untuk kasus pemerintah yang digugat karena mencabut pedoman aborsi.
Pengadilan tinggi lalu memutuskan keputusan Pemerintah Kenya melanggar hukum dan ilegal.
Baca juga: Hanya Punya 37 Dokter, Bhutan Bisa Vaksinasi 469,664 Penduduk dalam 9 Hari
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi.
Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Cek update vaksinasi.
Mari bantu tenaga kesehatan dan sesama kita yang terkena Covid-19. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa.
Kita peduli, pandemi berakhir!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.