Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelot Korea Utara Ini Takut Dipotong-potong oleh Kim Jong Un

Kompas.com - 23/04/2021, 13:51 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang pembelot Korea Utara mengungkapkan, dia takut jika dipotong-potong oleh Kim Jong Un.

Yeonmi Park menuturkan, dia yakin sudah masuk dalam target pembunuhan selama bertahun-tahun, dan takut nasibnya bakal berakhir seperti Jamal Khashoggi.

Pada 2007, dia berhasil kabur setelah membayar penyelundup manusia karena ayahnya dijebloskan ke kamp konsentrasi.

Baca juga: Diperkosa bareng Ibunya dan Makan Serangga, Gadis Pembelot Korut Ungkap Masa Kecilnya

Kini tinggal di Chicago, AS, perempuan berusia 27 tahun itu kini menyuarakan sikap kontranya terhadap Korea Utara.

Dilansir The Sun Kamis (22/4/2021), Yeonmi Park menyamakan Kim seperti Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin.

Karena itu, dia takut bakal dibunuh setelah di Pyongyang, dia mengeklaim mendapatkan label "musuh rakyat".

Dia kemudian khawatir bakal seperti Khashoggi, yang dipotong-potong di Konsulat Arab Saudi di Turki pada Oktober 2018.

"Saya sudah menjadi target Kim selama bertahun-tahun. Saya takut jika mereka datang dan membunuh saya," paparnya.

Dia mengungkapkan mendapat ancaman setiap hari, sehingga harus menyewa bodyguard untuk menjaganya.

Baca juga: Pembelot Korea Utara Sebut Kim Jong Un Dewa yang Bisa Baca Pikiran

Park menceritakan, kini keluarganya harus mendapat hukuman sampai tiga generasi karena dia dan ibunya jadi pembelot.

"Saya tidak yakin apakah mereka bakal dibunuh atau dipenjara. Yang jelas, mereka mendapat hukuman," paparnya.

Park menceritakan selama tinggal di Korut, dia menyaksikan eksekusi terbuka hingga mayat bergelimpangan di jalanan.

Selain itu, masyarakat dicuci otak dengan narasi bahwa pemerintahan Kim bisa membaca pikiran mereka.

Apalagi setelah dia lahir pada akhir 1993, rezim Korut sudah berhenti memberikan makan kepada rakyatnya.

Baca juga: Cerita Gadis Pembelot Korut, Begini yang Dialaminya Saat Tiba di Korsel

Saat ayah Kim, Kim Jong Il memimpin, terjadi kelaparan pada 1995 sampai 1998 dan menyebabkan jutaan orang meninggal.

"Sudah biasa bagi saya melihat mayat itu. Karena itu, saya tidak berpikir apa yang saya lihat salah," ungkapnya.

Soal eksekusi publik Park menerangkan pemerintah sebisa mungkin memastikan anak-anak ikut menyaksikan.

Mereka akan ditempatkan di barisan depan karena masih kecil. Cara itu, menurut Park, adalah bentuk cuci otak.

Baca juga: Pembelot Korea Utara Beberkan Alasan Denuklirisasi Hampir Mustahil Dilakukan Kim Jong Un

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com