SEOUL, KOMPAS.com - Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait yang membelot ke Korea Selatan meyakini Kim Jong Un tidak akan menyerahkan senjata nuklirnya.
Namun, mungkin bersedia untuk menegosiasikan pengurangan senjata untuk mendapatkan keringanan sanksi internasional yang melumpuhkan ekonomi Pyongyang.
Dalam wawancara pertamanya sejak membelot lebih dari setahun, Ryu Hyeon Woo mengatakan kepada CNN bahwa "tenaga nuklir Korea Utara secara langsung terkait dengan stabilitas rezim".
Kim kemungkinan percaya senjata nuklir adalah kunci untuk kelangsungan hidupnya, seperti yang dilansir dari CNN pada Senin (1/2/2021).
Baca juga: PBB Desak untuk Korea Utara Dibawa ke Pengadilan Internasional Terkait Kejahatan Kemanusiaan
Ryu juga mengatakan pemerintahan AS sebelumnya telah menekan dengan menuntut denuklirisasi ke depan dalam negosiasi dengan negara otoriter.
"AS tidak dapat mundur dari denuklirisasi dan Kim Jong Un tidak dapat melakukan denuklirisasi," ujar Ryu.
Mantan diplomat itu yang menggunakan nama Ryu setelah membelot ke Korsel, adalah salah satu pejabat tinggi Korea Utara yang membelot dalam beberapa tahun terkahir.
Baca juga: 7 Angkatan Laut Terkuat di Dunia, Ada Korea Utara
Diplomat tertinggi negara itu di Italia melarikan diri ke Korea Selatan pada 2019, dan Thae Yong-ho, mantan wakil duta besar untuk Inggris, membelot pada 2016.
Thae sejak itu terpilih menjadi anggota Majelis Nasional Korea Selatan.
Ryu dan keluarganya membelot ke Korea Selatan pada September 2019, tetapi tindakan mereka baru diumumkan pekan lalu.
Bertekad untuk memberikan putri remaja mereka kehidupan yang lebih baik, Ryu mengatakan dia dan istrinya merencanakan pelarian mereka selama sekitar satu bulan saat tinggal di Kuwait.
Baca juga: Korea Utara Mulai Kembangkan Vaksin Covid-19 dari Data Ilmuwan Asing yang Diretas
Ryu mengatakan bahwa jika mereka ditangkap, agen Korea Utara akan segera membawa mereka semua kembali ke Pyongyang untuk mendapatkan hukuman tertentu, karena pembelotan dianggap sangat memalukan bagi rezim Kim dan tidak dianggap enteng.
Mereka akhirnya memberi tahu putri mereka tentang rencana tersebut sambil berpura-pura mengantarnya ke sekolah.
"Ikutlah dengan Ibu dan Ayah untuk menemukan kebebasan," kenang Ryu saat memberitahu putrinya.
"Dia kaget, lalu berkata, 'Oke.' Hanya itu yang dia katakan," jelasnya.
Baca juga: Dubes Korea Utara yang Membelot ke Korea Selatan Ternyata dari Keluarga Elite