Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Mulai Kembangkan Vaksin Covid-19 dari Data Ilmuwan Asing yang Diretas

Kompas.com - 28/01/2021, 13:17 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

PYONGYANG, KOMPAS.com - Sebuah klaim muncul tentang Korea Utara yang disebut mulai membangun vaksin virus corona miliknya sendiri menggunakan data yang diretas dari ilmuwan asing.

Sebuah sumber mengatakan kepada kantor berita Daily NK yang berbasis di Seoul bahwa ilmuwan di Universitas Kim Il Sung menggunakan keahlian yang dikumpulkan melalui "aktivitas peretasan" untuk melaksanakan pekerjaan mereka di sebuah lembaga penelitian biologi.

Klaim peretasan Korea Utara telah muncul di Barat tahun lalu, sebelum vaksin apa pun yang saat ini digunakan di Eropa dan AS, dengan Microsoft mencurigai operasi bayangan yang disebut Lazarus Group.

Baca juga: Afrika Selatan Peringatkan Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19 karena Tidak Akan Aman

Melansir Daily Mail pada Rabu (27/1/2021), sumber Korea Utara mengatakan partai berkuasa telah membentuk unit spesialis bernama Biro 325 yang ditujukan untuk meretas intelijen Covid-19, termasuk pada vaksin.

Menerima perintah langsung dari komite pusat partai, biro rahasia tersebut mengatakan akan melapor kepada saudara perempuan Kim Jong Un yang berpengaruh, Kim Yo Jong.

Berdasarkan aktivitas peretasan akhir tahun lalu, para ilmuwan Korea Utara rupanya mulai menguji produk mereka pada pasien dengan gejala yang mirip dengan penyebab Covid-19.

Sumber tersebut mengatakan bahwa uji coba Tahap I dan Tahap II telah selesai, dengan uji coba Tahap III skala besar sekarang sedang berlangsung.

Baca juga: Iran Larang Vaksin Covid-19 dari AS dan Inggris, Pilih Vaksin Buatan Rusia

Bagaimana uji coba vaksin massal akan bekerja, belum diketahui jelas, ketika rezim Kim mengklaim bahwa virus corona tidak beredar di negara itu, setelah perbatasan China ditutup tahun lalu.

Namun, Korea Utara telah lama dicurigai mencoba mencuri rahasia vaksin Covid-19, yang mana Microsoft menghubungkannya dengan peristiwa pada November lalu dengan serangkaian percobaan serangan dunia maya.

Grup Lazarus, yang berada di bawah sanksi AS sebagai terduga unit peretasan yang didukung Korea Utara, diduga menyamar sebagai perekrut pekerjaan dalam upaya mencuri kredensial login.

Sebagian besar sasarannya adalah Kanada, Perancis, India, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, yang "terlibat langsung" dalam penelitian vaksin dan perawatan, kata raksasa perangkat lunak itu.

Baca juga: Biden Rencana Beli 200 Juta Vaksin Covid-19 Lebih Banyak

Microsoft juga menuding kelompok peretas yang didukung negara Rusia, sementara AS mengatakan bahwa China juga mencoba menargetkan produsen vaksin.

Secara terpisah, badan intelijen Korea Selatan mengatakan telah menggagalkan upaya peretasan dari Korea Utara yang ditujukan pada perusahaan yang mengembangkan vaksin Covid-19.

Badan mata-mata Seoul memperingatkan ada kemungkinan virus tersebut beredar di Korea Utara karena hubungannya dengan China tempat pandemi dimulai.

Baca juga: WHO: Akses Adil Vaksin Covid-19 Positif untuk Ekonomi Dunia

Sambil menggembar-gemborkan keberhasilannya dalam mencegah virus corona, rezim Kim juga memberlakukan pembatasan ketat termasuk menutup semua titik masuk ke kerajaan.

WHO mengatakan bahwa transportasi umum dan pergerakan antar negara telah dibatasi secara ketat di Korea Utara, sementara pertemuan lebih dari 5 orang telah dilarang.

Langkah-langkah itu menambah masalah ekonomi di negara itu, yang sudah berada di bawah tekanan berat karena sanksi AS atas program nuklirnya.

Baca juga: Pasangan Bos Kasino Tipu Pemerintah Daerah untuk dapat Vaksin Covid-19 Lebih Cepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com