Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Korea Utara yang Membelot ke Korea Selatan Ternyata dari Keluarga Elite

Kompas.com - 25/01/2021, 21:26 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Duta Besar Korea Utara untuk Kuwait yang dilaporkan membelot ke Korea Selatan bersama keluarganya pada 2019 rupanya berasal dari keluarga terpandang.

Melansir Korea Herald, diplomat bernama Ryu Hyun Woo sedang menjabat sebagai Dubes Korea Utara di Kuwait pada 2019 ketika membelot ke Korea Selatan bersama keluarganya dengan harapan "masa depan yang lebih baik".

Jika memang benar, ini adalah kedua kalinya seorang pejabat tinggi dari Pyongyang membelot ke Seoul sejak 2012, Kim Jong Un sudah berkuasa. Pada 2019, mantan Dubes Korut untuk Roma juga meninggalkan rezim Kim yang otoriter.

Ryu, adalah diplomat dengan pangkat tertinggi yang meninggalkan rezim sejak 1997, ketika Dubes Korut untuk Mesir melarikan diri ke Amerika Serikat (AS).

Laporan yang dirilis pada Senin (25/1/2021) mengatakan bahwa Ryu Hyun Woo tiba di Korsel pada September 2019 untuk mencari suaka. Selama itu, keberadaannya masih dirahasiakan dan kini baru terkuak.

Baca juga: Dubes Korea Utara Membelot ke Korsel Sejak 2019, Baru Ketahuan Sekarang

Berasal dari keluarga elite

Ryu ternyata berasal dari keluarga elite yang luar biasa. Ayah mertuanya, alumnus sekolah menengah atas di mana mendiang ayah Kim Jong Un bersekolah, telah menangani dana gelap yang dikelola keluarga Kim.

Ayah mertua Ryu digantikan oleh bawahan lamanya, menurut Kementerian Unifikasi yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea.

"Ryu adalah tokoh kunci di antara elit politik di Pyongyang," kata anggota parlemen Tae Young Ho dari partai oposisi People Power Party.

Tae Young Ho menjabat sebagai menteri di Kedutaan Besar Korea Utara di London sebelum melarikan diri ke Korea Selatan bersama istri dan dua putranya pada 2016.

Baca juga: Di Korea Utara, Menonton Drakor Bisa Dipenjara 15 Tahun

"Pengunduran dirinya [Ryu] adalah bukti terkikisnya dukungan untuk Kim di tingkat tertinggi," kata Tae.

Sementara itu menurut Seo Jae Pyoung, sekretaris jenderal Asosiasi Pembelot Korea Utara, mengatakan Ryu bisa merasa terancam jika kembali ke Pyongyang.

Seo mengatakan bahwa Ryu mungkin merasa dalam bahaya. "Para diplomat menghadapi serangan balik jika gagal memberikan hasil yang diminta Kim; menghasilkan uang."

Faktanya, diplomat seperti Ryu jelas mengalami kesulitan mengirim cukup uang bagi rezim Korut yang bergulat dengan sanksi PBB, pandemi virus corona, dan bencana alam.

Selain itu, orang yang dianggap kurang kompeten tidak akan diterima kembali di Korut.

Pengakuan publik yang langka dilakukan Kim Jong Un, pemimpin tertinggi Korut pada Kongres partai awal bulan ini adalah bukti bahwa kondisi perekonomian di negara Komunis itu sangat mengerikan.

Baca juga: Jelang Pelantikan Biden, Korea Utara Pamer Rudal Balistik untuk Unjuk Kekuatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com