HARARE, KOMPAS.com - Empat Menteri dalam Kabinet Pemerintahan Zimbabwe telah meninggal karena Covid-19. Tiga diantaranya terjadi dalam dua minggu terakhir, di tengah meningkatnya kembali infeksi virus di negara Afrika selatan ini.
Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa mengatakan virus corona sedang menuai "panen suram" di negara itu.
“Pandemi tidak pandang bulu. Tidak ada penonton, hakim, tidak ada yang lebih suci dari Anda. Tidak ada manusia super atau wanita super. Kami semua terekspos,” kata Mnangagwa dalam pidato yang disiarkan televisi secara nasional melansir AP pada Minggu (24/1/2021).
Mnangagwa memimpin pemakaman seorang menteri kabinet pekan lalu, tak lama setelah kematian menteri luar negeri diumumkan.
Lalu datanglah kabar soal meninggalnya Menteri Transportasi dalam kabinetnya. Beberapa politisi terkenal lainnya dan orang Zimbabwe terkemuka juga meninggal baru-baru ini.
Pihak oposisi menuduh pemerintah menggunakan Covid-19 sebagai senjata dengan menahan anggota parlemen, pejabat, dan kritikus lainnya di penjara yang penuh sesak tempat penyakit mudah menular.
Baca juga: Afrika Selatan Larang Penjualan Miras di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19 dan Rumah Sakit Kewalahan
Kritikus juga menuduh pemerintah mengabaikan rumah sakit umum. Di sana banyak orang yang sakit Covid-19 tidak bisa mendapatkan oksigen yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Sementara banyak elite negara dirawat di fasilitas pribadi yang mahal atau terbang ke luar negeri untuk perawatan kesehatan.
Pemerintah mengatakan sedang melakukan yang terbaik, dan meskipun terdapat perbedaan politik dan ekonomi yang luas, memerangi virus adalah perang setiap orang.
Zimbabwe, seperti banyak negara Afrika lainnya, awalnya mencatat jumlah Covid-19 yang rendah, tetapi baru-baru ini mengalami lonjakan kasus.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan