JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan infeksi Covid-19 kembali meningkat pada level yang mengkhawatirkan, selama delapan minggu berturut-turut.
Kondisi diperparah sebaran virus tanpa henti melalui “hotspot” di beberapa wilayah dunia.
“Lebih dari 5,2 juta kasus baru tercatat minggu lalu, (jumlah) terbesar dalam satu minggu sejak pandemi dimulai,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam jumpa pers di Jenewa melansir CNN pada Selasa (20/4/2021).
Baca juga: WHO: Wabah Covid-19 Masih Jauh dari Selesai
WHO juga mencatat total kematian Covid-19 meningkat selama lima minggu berturut-turut. Pandemi sekarang secara resmi merenggut total lebih dari 3 juta jiwa.
Tedros memperingatkan bahwa laju pandemi semakin cepat, bahkan ketika beberapa program vaksinasi di sejumlah negara terus membaik.
“Butuh sembilan bulan untuk mencapai 1 juta kematian, empat bulan mencapai 2 juta, dan tiga bulan mencapai 3 juta kematian,” kata Tedros.
"Jumlah yang besar mungkin membuat kita ‘mati rasa’, tetapi setiap kematian ini merupakan tragedi bagi setiap keluarga, komunitas, dan bangsa."
Pimpinan WHO memperingatkan beban penyebaran virus mungkin akan bergeser ke orang dewasa yang lebih muda. Pasalnya, lebih banyak orang dewasa yang berisiko atau lebih tua diinokulasi penuh dan beberapa negara melonggarkan pembatasan.
Dia mengatakan infeksi dan rawat inap di antara orang-orang berusia 25 hingga 59 tahun "meningkat pada level yang mengkhawatirkan."
Itu diduga karena varian Covid-19 yang sangat mudah menular, dan peningkatan percampuran sosial di antara orang-orang yang lebih muda.
Kekhawatiran tentang lebih banyak orang dewasa muda yang tertular Covid-19 telah dilaporkan oleh dokter di beberapa "hotspot", termasuk Brasil.
Varian baru virus corona di negara Amerika Latin itu, telah menyebabkan lonjakan besar dalam kasus rawat inap dan kematian.
Baca juga: WHO: Kemungkinan Kebocoran Laboratorium Tidak Bisa Dikesampingkan
Peringatan keras dari WHO berfungsi sebagai pengingat keadaan pandemi yang belum hilang, meski dunia berupaya mengendalikannya dengan vaksinasi.
India menderita bencana gelombang kedua virus, dan sebagian besar infeksi dunia terjadi di sana.
Negara itu telah melaporkan lebih dari 200.000 kasus baru setiap enam hari terakhir, total hampir 1,5 juta pada minggu lalu. Rumah sakit yang ramai menolak pasien saat mereka memerangi penyebarannya.