Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terobsesi Kebugaran Tubuh, Ayah ini Paksa Anaknya Tanda Tangan Kontrak Tidak Boleh Gemuk

Kompas.com - 17/04/2021, 17:48 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com - Seorang ayah yang terobsesi dengan kebugaran memaksa putrinya menandatangani kontrak untuk "tidak pernah menjadi gemuk," sekarang dipenjara selama 30 bulan.

Menurut Pengadilan Reading Crown, Rachid Khadla, dengan kasar menyerang dan memanipulasi ketiga anaknya selama bertahun-tahun.

Baca juga: PBB: Kekerasan Seksual dan Kelaparan Jadi Strategi Perang di Tigray

Pria 56 tahun itu dinyatakan bersalah oleh juri atas penyerangan dan kekejaman terhadap anak-anaknya, yang sekarang semuanya sudah dewasa.

Hukuman dari Hakim Kirsty Real menggambarkannya sebagai "perundung".

Melansir BBC pada Jumat (16/4/2021), Crown Prosecution Service (CPS) mengatakan pria dari Windsor Berkshire tersebut terobsesi dengan kebugaran dan diet.

Dia memaksa putrinya menandatangani dokumen yang menyatakan anaknya akan melakukan banyak latihan" dan "tidak pernah menjadi gemuk, bahkan sampai dua mati.

Jaksa Alex Krickler mengatakan kepada pengadilan bahwa Khadla juga melemparkan kursi ke arah anaknya, yang berusia sembilan tahun.

Kekerasan itu menyebabkan luka keloid di telinganya, yang membutuhkan "banyak operasi dan perawatan."

"Dia menggambarkan dibuat merasa tidak berharga dan bodoh oleh ayahnya. Ada kecemasan dan gangguan makan," ujar Jaksa mengungkap penderitaan anak-anak Khadla.

Baca juga: Aksi Kekerasan kepada Keturunan Asia Meningkat, WNI di AS Diminta Waspada dan Tetap Tenang

Masa kecil yang hancur

Ketiga anak tersebut secara teratur diserang secara fisik dengan sendok kayu.

Khadla juga mengawasi anaknya dan membatasi dengan siapa mereka boleh berteman, dan kegiatan apa yang dapat mereka lakukan.

Perilaku Khadla terungkap pada 2019, ketika putra remajanya memberi tahu polisi bahwa ayahnya telah mencekik dan meninju dia dalam sebuah serangan.

Dalam pernyataan korban, putra tertua mengatakan pelecehan dimulai ketika dia berusia lima tahun. Kondisi itu telah membuatnya mengalami "masalah kesehatan mental jangka panjang".

Dia menggambarkan ayahnya sebagai “orang pintar” yang "merencanakan dan menghitung setiap gerakan".

Dia menambahkan pelecehan tersebut menyebabkan dia diintimidasi di sekolah. Tetapi itu kata dia hampir lebih baik dibandingkan dengan kehidupan yang ditinggalkannya di rumah.

Baca juga: 500 Lebih Kasus Kekerasan Seksual di Ethiopia, Beberapa di Antaranya Dipaksa Perkosa Keluarga Sendiri

Khadla, dari Dedworth Road, Windsor, mengaku tidak bersalah atas dua dakwaan penyerangan yang menyebabkan cedera tubuh dan tiga dakwaan kekejaman terhadap anaknya.

Tapi Hakim Real yang menjatuhkan hukuman padanya mengatakan pria itu telah "secara efektif menghancurkan masa kecil anak-anak," melalui "berbagai insiden kekejaman selama bertahun-tahun".

Dia berkata: "Anda adalah seorang penindas, dan Anda tidak mau menerima atau mengakui itu."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com