Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rudy Kurniawan, Pemalsu Minuman Anggur asal Indonesia, Dideportasi dari AS

Kompas.com - 15/04/2021, 16:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pejabat imigrasi Amerika Serikat (AS) mengatakan, Selasa (13/4/2021), seorang pria di California yang pernah menipu para kolektor anggur jutaan dollar dengan menjual minuman keras murahan yang diisikan ke botol baru di dapurnya telah dideportasi ke negara asalnya, Indonesia.

Badan Bea Cukai dan Penegakan Imigrasi AS (U.S. Immigration and Custom Enforcement/ICE) mengatakan dalam pernyataannya bahwa Rudy Kurniawan, 44 tahun, dideportasi minggu lalu dengan penerbangan komersial dari Bandara Internasional Dallas/Fort Worth. Kurniawan tiba di Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, pada Jumat (9/4/2021).

“Dia merupakan ancaman keamanan publik karena kejahatannya yang semakin parah,” kata pernyataan itu.

Baca juga: Rudy Kurniawan, Penipu Minuman Anggur Asal Indonesia, Bakal Bebas dari Penjara AS

Kurniawan datang ke AS dengan visa pelajar pada 1990-an. Pihak berwenang mengatakan dia tidak berhasil mencari suaka politik dan diperintahkan untuk meninggalkan Amerika secara sukarela pada 2003, tetapi tetap tinggal secara ilegal.

Kurniawan, yang keluarganya kaya raya karena menjalankan bisnis distributor bir di Indonesia, dijatuhi hukuman karena penipuan pada 2013 di pengadilan federal New York dan mendekam tujuh tahun di penjara. Dia dideportasi setelah dibebaskan dari penjara ke tahanan imigrasi November lalu.

Dalam operasi yang mencoreng citra industri anggur, jaksa penuntut dalam sidang di New York mengatakan Kurniawan meraup jutaan dolar dari 2004 hingga 2012 dengan memasukkan anggur Napa dan Burgundy yang lebih murah ke dalam botol palsu di rumahnya di Arcadia, pinggiran Los Angeles.

Penipuan itu diceritakan dalam film dokumenter Netflix 2016, “Sour Grapes” (“Anggur Asam”) dan dalam episode televisi ABC “The Con” (Sang Penipu”) pada bulan Maret.

Persidangan Kurniawan menampilkan kesaksian dari miliarder pemilik kapal pesiar, pengusaha dan investor anggur, William Koch, yang mengatakan dia ditipu oleh Kurniawan dengan membayar 2,1 dollar AS (Rp 30,6 miliar) juta untuk 219 botol anggur palsu.

Seorang ahli anggur bersaksi bahwa ada 19 ribu label botol anggur palsu untuk 27 jenis wine terbaik dunia disita dari rumah Kurniawan.

Baca juga: Disuruh Membayar Anggur, Wanita Ini Malah Ancam Ledakkan Pesawat

Biro Penyelidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) menemukan ratusan botol, gabus, dan stempel ketika melakukan penggerebekan di rumahnya pada 2012.

Kurniawan membangun reputasi sebagai pembeli dan penjual anggur langka dan meraup puluhan juta dolar pada lelang anggur. Kolektor lain menjulukinya “Dr. Conti” karena kecintaannya pada anggur Burgundy, Domaine de la Romanée-Conti.

Dalam satu lelang pada 2006, Kurniawan menjual anggur senilai 24,7 juta dollar AS (Rp 360,7 miliar), rekor untuk satu penerima barang.

Namun, skema penipuan tersebut mulai terurai setelah beberapa kiriman yang diajukannya untuk dilelang ternyata palsu.

Pada 2007, rumah lelang Christie di Los Angeles membatalkan lelang apa yang seharusnya menjadi botol-botol besar Château Le Pin tahun 1982, setelah perusahaan itu mengatakan botol-botol tersebut palsu.

Pada 2008, 22 lot anggur Domaine Ponsot senilai lebih dari 600 ribu dollar AS (Rp 8,7 miliar) ditarik dari penjualan di tengah munculnya sejumlah pertanyaan tentang keasliannya.

Baca juga: Minum Anggur Merah dan Telanjang di Bak Mandi, Influencer di Arab Saudi Dikecam Netizen

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com