Tetapi ketika platform mengumpulkan ratusan juta langganan pengguna, kekhawatiran meningkat atas pengaruhnya di China.
Konsumen yang paham teknologi menggunakannya untuk berkomunikasi, berbelanja, membayar tagihan, memesan taksi, mengambil pinjaman dan melakukan berbagai pekerjaan harian lainnya.
Baca juga: China Diduga Akan Ambil Alih Alibaba dan Ant Group dari Jack Ma
Alibaba menghadapi pengawasan khusus setelah Jack Ma secara terbuka mengkritik regulator China pada Oktober.
Dia menyatakan keprihatinan atas dorongan pengamanan ke pinjaman online, manajemen kekayaan, dan produk asuransi oleh unit pembayaran online Alibaba, Ant Group.
Pemerintah Beijing dalam beberapa tahun terakhir berusaha mengendalikan utang pribadi yang membengkak dan pinjaman yang kacau. Kondisi itu meningkatkan profil Ant Group.
Tapi Jack Ma, pendirinya yang sebelumnya jarang memberikan kritik publik, secara luas kini dipandang sebagai tantangan kepentingan pribadi di bidang keuangan yang didominasi negara.
Kampanye pemerintah “Negeri Tirai Bambu” melawan raksasa teknologinya mencerminkan kegelisahan global, atas berkembangnya pengaruh yang dimiliki oleh Big Tech.
Facebook, Google, dan lainnya kini juga menghadapi pengawasan di dalam dan luar negeri.
Bahkan sebelum pengumuman Sabtu (10/4/2021), tindakan keras China telah merugikan Alibaba dan Ma.
Baca juga: Nasib Jack Ma Tak Diketahui, Spekulasi Pun Berkembang
Rencana IPO Hong Kong-Shanghai senilai 35 miliar dollar AS (Rp 509,6 triliun) yang direncanakan untuk Hong Kong-Shanghai oleh Ant Group. Rencana ini tadinya akan menambah kekayaan Ma yang sudah sangat besar, tapi tiba-tiba dibatalkan.
Ma kemudian menghilang dari pandangan publik selama berminggu-minggu. Ant Group diperintahkan oleh regulator untuk kembali ke akarnya sebagai penyedia layanan pembayaran online.
Saham pemain teknologi utama menderita di tengah kekhawatiran denda dan pembatasan lebih lanjut.
The Wall Street Journal bulan lalu melaporkan Alibaba dipaksa melepaskan aset media yang sangat luas, termasuk potensi penjualan South China Morning Post Hong Kong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.