Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dituding Dominasi Pasar, China Denda Perusahaan Jack Ma Puluhan Triliun

Alibaba, e-commerce China yang didirikan Jack Ma dan salah satu perusahaan paling bernilai di dunia, mengatakan menerima hukuman itu.

Mereka berjanji menguraikan rencana untuk membuat penyesuaian dalam operasinya, pada Senin (12/4/2021).

Denda tersebut memperjelas tindakan keras Beijing terhadap platform teknologi utama China, dan Alibaba pada khususnya. Mereka dijerat tuduhan melakukan strategi anti-persaingan dan penyalahgunaan data konsumen.

Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar China menyatakan pihaknya menilai denda setelah menyimpulkan penyelidikan terhadap Alibaba, yang dimulai pada Desember.

Penyelidikan berpusat pada operasi Alibaba yang melarang pedagang yang ingin berjualan di pasar daring populernya, menawarkan barang dagangan secara bersamaan di situs e-niaga saingan.

"Sejak 2015, Grup Alibaba telah menyalahgunakan posisi dominannya di pasar dengan persyaratan eksklusivitas,” kata regulator melansir AFP pada Sabtu (10/4/2021).

Persyaratan tersebut dinilai merugikan pesaing, inovasi, dan kepentingan pedagang hingga konsumen.

“Denda tersebut merupakan rekor dan hampir tiga kali lipat dari hampir 1 miliar dollar AS (Rp 14,5 triliun) yang dikenakan terhadap Qualcomm pada 2015,” kata Bloomberg.

Besarnya hukuman ditentukan setelah pengawas pasar memutuskan mendenda Alibaba empat persen dari penjualan 2019 sebesar 455,7 miliar yuan (Rp 1 kuadriliun).

Tak lama setelah keputusan itu diumumkan, Alibaba menyatakan penyesalan dan menggunakan banyak poin dalam aturan pemerintah baru-baru ini terkait masalah itu. Mereka berjanji melakukan perubahan untuk menjaga persaingan yang sehat.

"Kami menerima hukuman dengan tulus dan akan bertekad memastikan kepatuhan kami," katanya.

Alibaba menambahkan bahwa akan mengadakan konferensi dengan investor pada Senin (12/4/2021). Agendanya khusus untuk berbagi "pemikiran dan rencanan pengembangan bisnis perusahaan yang sehat dalam jangka panjang di masa depan."

"Kami berkomitmen memastikan lingkungan operasi bagi pedagang dan mitra kami yang lebih terbuka, lebih adil, lebih efisien, dan lebih inklusif dalam berbagi hasil pertumbuhan," katanya.

Di bawah pengawasan

Raksasa e-commerce Alibaba dan JD.com, bersama dengan raksasa pengolah pesan dan permainan Tencent, berkembang menjadi sangat menguntungkan. Itu didukung tren gaya hidup digital China, dan pembatasan pemerintah terhadap pesaing utama dari AS di pasar domestik.

Tetapi ketika platform mengumpulkan ratusan juta langganan pengguna, kekhawatiran meningkat atas pengaruhnya di China.

Konsumen yang paham teknologi menggunakannya untuk berkomunikasi, berbelanja, membayar tagihan, memesan taksi, mengambil pinjaman dan melakukan berbagai pekerjaan harian lainnya.

Alibaba menghadapi pengawasan khusus setelah Jack Ma secara terbuka mengkritik regulator China pada Oktober.

Dia menyatakan keprihatinan atas dorongan pengamanan ke pinjaman online, manajemen kekayaan, dan produk asuransi oleh unit pembayaran online Alibaba, Ant Group.

Pemerintah Beijing dalam beberapa tahun terakhir berusaha mengendalikan utang pribadi yang membengkak dan pinjaman yang kacau. Kondisi itu meningkatkan profil Ant Group.

Tapi Jack Ma, pendirinya yang sebelumnya jarang memberikan kritik publik, secara luas kini dipandang sebagai tantangan kepentingan pribadi di bidang keuangan yang didominasi negara.

Kampanye pemerintah “Negeri Tirai Bambu” melawan raksasa teknologinya mencerminkan kegelisahan global, atas berkembangnya pengaruh yang dimiliki oleh Big Tech.

Facebook, Google, dan lainnya kini juga menghadapi pengawasan di dalam dan luar negeri.

Bahkan sebelum pengumuman Sabtu (10/4/2021), tindakan keras China telah merugikan Alibaba dan Ma.

Rencana IPO Hong Kong-Shanghai senilai 35 miliar dollar AS (Rp 509,6 triliun) yang direncanakan untuk Hong Kong-Shanghai oleh Ant Group. Rencana ini tadinya akan menambah kekayaan Ma yang sudah sangat besar, tapi tiba-tiba dibatalkan.

Ma kemudian menghilang dari pandangan publik selama berminggu-minggu. Ant Group diperintahkan oleh regulator untuk kembali ke akarnya sebagai penyedia layanan pembayaran online.

Saham pemain teknologi utama menderita di tengah kekhawatiran denda dan pembatasan lebih lanjut.

The Wall Street Journal bulan lalu melaporkan Alibaba dipaksa melepaskan aset media yang sangat luas, termasuk potensi penjualan South China Morning Post Hong Kong.

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/11/140000670/dituding-dominasi-pasar-china-denda-perusahaan-jack-ma-puluhan-triliun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke