Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Iran yang Diserang Israel Dilaporkan Rusak, Dianggap sebagai Pangkalan

Kompas.com - 07/04/2021, 15:53 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com – Kapal kargo Iran Saviz yang dianggap Israel dan Arab Saudi sebagai pangkalan pasukan Garda Revolusi Iran telah rusak karena diserang dengan bom tempel.

Media Arab Saudi Al-Hadath TV melaporkan serangan tersebut pada Selasa (6/4/2021) dengan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Baca juga: Israel Balas Dendam, Serang Kapal Kargo Iran di Laut Merah

Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang berbicara dalam keadaan anonim mengatakan kepada The New York Times bahwa Israel berada di balik serangan itu.

Pejabat itu menambahkan, Israel telah melaporkan serangan itu kepada AS pada Selasa pagi sebagaimana dilansir Russian Today.

Dia menambahkan, Israel melancarkan serangan tersebut sebagai pembalasan atas serangan kapal-kapal Israel yang dilakukan oleh Iran.

Israel dan Arab Saudi telah lama menuduh Saviz sebagai pangkalan untuk Garda Revolusi Iran di Laut Merah di wilayah perairan dekat Yaman dan Eritrea.

Kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim, mengonfirmasi bahwa telah terjadi serangan yang melanda Saviz.

Baca juga: Pemilu Israel Tak Ada Pemenangnya, PM Netanyahu Diminta Bentuk Kabinet Baru

Tasnim melaporkan, serangan tersebut berasal dari bom tempel yang ditempatkan di lambung kapal.

“Saviz telah ditempatkan di Laut Merah selama beberapa tahun terakhir untuk mendukung pasukan komando Iran yang dikirim untuk mengawal kapal komersial,” lapor Tasnim.

Namun, Iran belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai serangan terhadap Saviz tersebut.

Menurut Institut Angkatan Laut AS (USNI), Saviz hampir tidak bergerak selama tiga tahun terakhir di Laut Merah.

Kapal itu dicurigai menyediakan pengawasan lalu lintas laut yang datang melalui Laut Merah.

Baca juga: Iran Ajukan Diri Jadi Alternatif dari Terusan Suez yang Macet

Laut Merah merupakan rute pelayaran utama dari Asia dan Timur Tengah ke Eropa yang kemudian melewati Terusan Suez di Mesir.

Banyak angkatan laut dunia bersiaga di perairan tersebut, karena telah menjadi salah satu tempat beraksi favorit bagi para perompak yang beroperasi dari bagian Somalia.

Insiden pada Selasa tersebut terjadi ketika Iran bertemu dengan utusan Rusia, China, Jerman, Perancis, dan Inggris di Wina, Austria, untuk membahas nasib kesepakatan nuklir 2015.

AS sendiri tidak hadir dalam pertemuan tersebut.

Meski demikian, pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mengisyaratkan agar Washington bergabung kembali dengan kesepakatan itu.

Baca juga: China dan Iran Tanda Tangani Perjanjian Kerja Sama untuk 25 Tahun

Pasalnya, pada 2018, mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir tersebut.

Dugaan serangan terhadap Saviz juga terjadi di tengah perang bayangan di laut lepas antara Israel dan Iran yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Pada pertengahan Maret lalu, kapal kargo Iran Shahr-e Kord dilaporkan rusak di Laut Mediterania.

Sementara itu, Israel mengatakan bahwa kapal barang Lori, yang berlayar dari Tanzania ke India, terkena rudal di laut Arab dua pekan lalu.

Pada akhir Februari, terjadi ledakan kapal milik Israel, Helios Ray, di Teluk Oman. Baik Iran dan Israel saling menuduh atas insiden itu.

Investigasi yang dilakukan surat kabar asal Israel, Haaretz, pada Maret mengeklaim bahwa Israel dan Iran telah terlibat dalam "perang ekonomi" selama dua setengah tahun terakhir.

Baca juga: Di Atas Kertas, Angkatan Bersenjata Iran Lebih Kuat daripada Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com