Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Turunkan Volume Ponsel, Pria Ini Marah dan Tempeleng Penumpang Komuter

Kompas.com - 03/04/2021, 09:12 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Newsweek

BEIJING, KOMPAS.com – Seorang penumpang komuter bawah tanah menempeleng penumpang lain karena marah diminta menurunkan volume ponselnya.

Insiden tersebut tertangkap kamera CCTV. Melansir Newsweek, Kamis (1/4/2021), pria yang menempeleng korban bermarga Zhao.

Dalam video tersebut, mulanya Zhao terlihat menonton video di ponselnya sambil berdiri di dalam gerbong komuter bawah tanah di Shanghai, China.

Zhao lantas didekati oleh seorang pria yang lebih muda, bermarga Ni. Ni lantas menepuk lengan Zhao dan memintanya untuk mengecilkan volume ponselnya.

Baca juga: Tak Berdiri Saat Lagu Nasional Dikumandangkan, Siswa Ditempeleng Penjual Makanan

Namun, Zhao justru marah dan menempeleng wajah Ni. Sejumlah penumpang di gerbong terkejut dengan insiden kekerasan itu.

Namun, Ni tidak membalas kekerasan yang dialaminya. Dia langsung mengambil ponselnya sendiri dan melapor kepada polisi terkait serangan yang dia terima.

Kepolisian Shanghai lantas mengumumkan bahwa pihaknya menahan Zhao selama lima hari.

Polisi mengatakan, insiden tersebut terjadi pada 11 Maret. Pihak berwenang merilis video kekerasan yang dialami Ni pada Kamis.

Baca juga: Sering Dipukul Pengunjung, Patung Lilin Donald Trump Diturunkan

Pihak berwenang mengatakan, serangan itu terjadi di Jalur 1 Shanghai Metro. Tidak jelas apakah Ni menderita luka parah akibat kekerasan itu.

"Jangan berkelahi. Jika kalah, Anda berakhir di rumah sakit. Jika Anda menang, Anda berakhir di penjara," tulis Kepolisian Shanghai.

Pengguna media sosial di Weibo, platform microblogging yang mirip dengan Twitter, bersimpati dengan Ni.

"Pemuda itu melakukan hal yang benar. Alih-alih membalas, dia langsung menelepon polisi," kata seorang pengguna Weibo.

Baca juga: Ketahuan Beli Baju untuk Selingkuhan, Pria Ini Dipukul Istri di Siang Bolong

Di sisi lain, Shanghai Metro telah melarang pemutaran musik atau video dengan suara keras di dalam gerbong komuter.

Peraturan tersebut dikeluarkan sejak 1 Desember 2020. Larangan tersebut diambil demi kepentingan publik.

Aturan itu juga telah diterapkan di kota-kota besar lainnya seperti ibu kota Provinsi Zhejiang, Hangzhou.

Baca juga: Diancam Dipukul Wajahnya, Wanita Ini Tembak Mati Pacarnya yang Kasar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com