Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uighur di Xinjiang Terus Disorot Barat, Artis China Ikut "Balas Dendam" Lewat Nike

Kompas.com - 25/03/2021, 15:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Dua bintang China memutuskan hubungan kerja sama dengan Nike, setelah merek ternama dunia itu menyatakan kekhawatiran atas kerja paksa di Xinjiang. Sementara H&M, menghadapi seruan boikot.

Aksi ini dilakukan sebagai reaksi keras terhadap perusahaan-perusahaan Barat, karena turut berkomentar atas isu hak asasi manusia (HAM) di “Negeri Tirai Bambu.”

Menurut kelompok HAM, setidaknya satu juta orang Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp di Xinjiang.

Di sana, pihak berwenang China dituduh mensterilkan wanita secara paksa dan melakukan kerja paksa.

Tempat itu adalah daerah penghasil kapas terbesar di dunia, yang mendatangkan bahan baku bagi banyak merek garmen barat berbahan tekstil.

China menyangkal tuduhan pelanggaran HAM tersebut. Beijing bersikeras kamp kerja paksa sebenarnya adalah program pelatihan, dan skema kerja telah membantu memberantas ekstremisme dan meningkatkan pendapatan.

Baca juga: Facebook: Mata-mata Dunia Maya China Targetkan Ratusan Pendukung Muslim Uighur

Pada Kamis (25/3/2021), bintang TV China Wang Yibo dan Tan Songyun mengatakan mereka akan mengakhiri semua kemitraan promosi dengan Nike.

Keputusan itu diambil setelah sebuah pernyataan perusahaan beredar di media sosial. Isinya menyatakan Nike "sangat prihatin" dengan program kerja paksa seperti yang dituduhkan kepada China.

Manajer Tan mengatakan dia "dengan tegas menentang setiap perilaku buruk yang mencoreng dan membuat rumor tentang China." Pernyataan serupa dikeluarkan agen Wang.

Langkah keduanya mengikuti badai kemarahan di media sosial China, yang dikontrol ketat Pemerintah, kepada Nike atas pernyataan yang diterbitkan tahun lalu.

Beberapa jam sebelumnya, H&M lenyap dari situs perbelanjaan utama China. Reaksi ini merupakan pembalasan nyata atas keputusan produk raksasa pakaian Swedia itu, untuk tidak lagi mengambil kapas dari Xinjiang.

Protes lebih keras dilancarkan media pemerintah “Negeri Tirai Bambu” menyerukan untuk memboikot toko tersebut..

Baca juga: Laporan Independen Ungkap Bukti Beijing Berniat Hancurkan Kelompok Minoritas Muslim Uighur

Sebenarnya Nike dan H&M sama-sama membuat pernyataan mereka tahun lalu. Tetapi reaksi atas kritik tersebut baru memuncak minggu ini.

Itu terjadi tepat setelah negara-negara Barat beramai-ramai menjatuhkan sanksi, kepada beberapa pejabat penting dari Xinjiang atas dugaan pelanggaran HAM.

China yang marah membalas dengan sanksi balas dendam, sementara perang kata-kata terus meletus antara Beijing dan beberapa negara Eropa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com