Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk Pastikan Kerahasiaan Informasi Setelah Dituduh sebagai Mata-mata AS oleh China

Kompas.com - 21/03/2021, 12:33 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Star

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Elon Musk pastikan kerahasiaan informasi yang didapat Tesla, setelah China mencurigai bahwa kendaraannya digunakan sebagai mata-mata AS dengan adanya perangkat kamera dan sensor di mobilnya.

Melansir Daily Star pada Sabtu (20/3/2021), perusahaan Elon Musk, Tesla, mendapatkan imbas dari perang dagang yang masih berlangsung antara China dan AS dengan mencurigai perusahaan itu berperan untuk spionase.

Militer China melarang setiap mobil Tesla memasuki salah satu fasilitas mereka, dengan mengatakan bahwa ada ancaman keamanan dari mobil yang dilengkapi kamera dan sensor itu.

Baca juga: AS-China Saling Serang Masalah Rasialisme dalam Pertemuan Majelis Umum PBB

Bos Tesla angkat bicara soal tuduhan China yang baginya tidak masuk akal. Ia mambantah perusahaannya memainkan peran sebagai mata-mata untuk AS terhadap China.

Ia mengungkapkan bahwa aksi spionase oleh perusahaan itu sama artinya bunuh diri secara komersial.

"Jika perusahaan komersial benar-benar terlibat dalam kegiatan mata-mata, efek negatifnya sangat buruk bagi perusahaan itu," ujar Musk dalam China Development Forum melalui tautan video.

Baca juga: Ketegangan Mendalam AS-China Tandai Awal Pemerintahan Biden

Pendiri SpaceX itu melanjutkan dengan menerangkan bahwa tindakan spionase berdampak buruk terhadap kepercayaan pelanggan yang berakibat dapat tutupnya semua cabang Tesla di seluruh dunia.

"Jika Tesla menggunakan mobil untuk memata-matai di China atau di mana pun, di negara mana pun...(akibatnya) kami akan tutup di mana pun juga."

Meyakinkan forum, Musk memastikan kerahasiaan informasi yang didapat oleh perusahaannya.

Baca juga: Diplomat AS: Susah Bicara dengan China

Ia menekankan bahwa keinginan Tesla adalah untuk bisnis dengan "insentif yang sangat kuat bagi kami untuk sangat merahasiakan informasi apa pun."

Ini adalah secuplik adegan antara China dan AS yang saling curiga lainnya ketika hubungan dua negara berada di titik terendah.

Era pemerintahan Donald Trump, beberapa kali pihaknya mengeluh tentang dugaan praktik perdagangan tidak adil China dan pencurian hak cipta.

Sengketa tersebut telah menyebabkan AS dan China memberlakukan tarif pada barang satu sama lain senilai ratusan miliar dolar.

Baca juga: Meski Perang Komentar, China Merasa Terbantu Bertemu dengan AS

China adalah pasar mobil terbesar di dunia dan dipandang oleh produsen kendaraan listrik sebagai medan perang utama untuk supremasi komersial.

Berdasarkan data yang didapat pada 2020 yang dikutip Kompas.com dari Daily Star, Tesla mampu menjual 147.445 mobil di China.

Angka itu mewakili 30 persen dari penjualannya di seluruh dunia.

Namun, meski tetap menjadi merek paling terkemuka untuk mobil listrik, ia memiliki rival, seperti Nio Inc dan Geely yang membuat terobosan cepat ke pasar global.

Baca juga: Bertemu Pertama Kalinya di Era Biden, AS dan China Perang Komentar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com