TAIPEI, KOMPAS.com - Pemerintah Taiwan menegaskan, militer mereka akan bertahan selama mungkin jika China jadi menginvasi.
Menteri Pertahanan Chiu Kuo-cheng, yang baru ditunjuk bulan lalu mengatakannya sebagai respons dalam rapat dengar pendapat bersama parlemen.
Sejumlah anggota parlemen mempertanyakan komentar yang dibuat pejabat Angkatan Laut AS, Laksamana Philip Davidson.
Baca juga: China Percepat Modernisasi Militer, Proyeksi 6 Tahun Lagi Dapat Serbu Taiwan
Davidson yang bertindak sebagai komandan AS di teater Indo-Pasifik menyatakan, China bisa menginvasi Taiwan enam tahun lagi.
Dalam rapat bersama komite pertahanan nasional dan urusan luar negeri, Chiu menyebut ucapan Davidson "masuk akal".
Menhan yang adalah mantan kepala intelijen menjelaskan, mereka bakal meninjau semua penilaian yang dibuat negara lain.
Menurutnya, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) bisa menyerang kapan saja, tak seperti yang diutarakan Davidson.
Karena itu, dia sepakat dengan pernyataan koleganya, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin saat kunjungan di Tokyo, Jepang.
Kepada awak media, menhan pertama AS dari kulit hitam itu tak mau berspekulasi kapankah Beijing bakal menginvasi.
Baca juga: China Tuding Jenderal AS Mengompori Isu Invasi Taiwan
"Tugas saya adalah memastikan kami siap untuk menghadapi ancaman yang ditujukan ke kami atau ke sekutu," kata dia.
Chiu pun sepakat dengan ucapan Austin, bahwa mereka tak bisa menetapkan kapankah "Negeri Panda" akan mengerahkan kekuatannya.
Dia mengutarakan dengan jujur, saat ini "Negeri Panda" punya kemampuan yang cukup untuk menyerang mereka.
"Soal apakah mereka bisa menaklukkan tempat ini, saya tak mau berspekulasi," ujar dia dikutip Newsweek Kamis (18/3/2021).
Saat ditanya apakah militer Taiwan bisa menandingi kemampuan superior tetangga, Chiu memberi jawaban yang tegas.
Baca juga: Komandan Militer AS Khawatir, China Menginvasi Taiwan pada 2027
"Ini bukan hanya soal kemampuan. Tetapi juga kemauan," tegasnya. Dia selalu meminta anak buahnya berhenti menanyakan berapa hari Taiwan bisa menahan China.
"Pertanyaannya adalah, berapa hari mereka sanggup bertempur? Kami akan meladeni mereka selama yang dibutuhkan," janjinya.
Tahun ini, Taipei mengumumkan kenaikan pengalokasian anggaran pertahanan, sebesar 12,9 miliar dollar AS (Rp 185,9 triliun).
Jumlah itu sebesar 2,4 persen dari GDP. Meski, tetap saja, 25 kali lebih kecil dari belanja militer China.
Chiu menekankan, mereka tidak akan mampu jika mengomparasikan anggaran dua negara. Namun, pihaknya menargetkan anggaran militer tiga persen dari GDP.
Baca juga: Nanas Jadi Perkara Terbaru Ihwal Perselisihan China-Taiwan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.